Showing posts with label graphic design. Show all posts
Showing posts with label graphic design. Show all posts

Sunday, August 17, 2008

Cerita dibalik Logo baru WartaJazz.com

Jika melewati pergantian tahun, orang-orang biasanya membuat resolusi tentang hal-hal yang ingin dikerjakan atau dicapai. Buat kami di Wartajazz, resolusi itu dibuat dan dieksekusi saat kami mensyukuri Delapan tahun perjalanan kami mengisi waktu anda mencari informasi tentang Jazz (di) Indonesia maupun mancanegara.

Perubahan menjadi lebih baik dari hari-hari yang telah lalu, seperti sabda Nabi Muhammad SAW dalam ajaran agama Islam, mengisyaratkan langkah yang ingin kami tempuh pula. Berikut ini cerita dibalik perubahan logo Wartajazz.com setelah digunakan selama delapan tahun.

Tahun 2000

Saat memutuskan hadir dalam edisi web-zine - istilah yang kerap dipakai kala itu, kependekan dari web magazine (sebagian mengistilahkan portal -red) - WartaJazz.com menggunakan warna ungu muda dan tua yang divariasi sebagai one-color-scheme atau satu turunan warna dan hitam untuk tulisan “The Ultimate Jazz Source for Indonesian Jazz Lovers”.

Logo yang dibuat menggunakan font face BankGothic ini menghiasi banyak media termasuk iklan festival jazz semacam Java Jazz atau Jak Jazz di Indonesia atau konser semacam Fourplay/Yellowjackets selain banyak kegiatan jazz lainnya.

Namun belakangan persoalan muncul karena logo sering tampil invisible karena bentuknya yang memanjang, sehingga ketika disandingkan dengan logo media partner lainnya, logo tersebut terlihat sangat kecil selain memakan tempat/space yang cukup lebar.


Tahun 2008

Dalam beberapa pertemuan penulis melakukan diskusi dengan Arief “Ayip” Budiman, desainer yang merupakan penggagas Bali Jazz Forum untuk mengembangkan logo baru. Ada beberapa alternatif yang ditawarkan sebagai konsep seperti berikut:

#Draft ke 1 (pengembangan pertama)

#Draft ke 2 (pengembangan pertama)

Konsep ini kemudian oleh Penulis dikembangkan dalam beberapa variasi bentuk tipografi dan warna.

#Draft ke 1 (pengembangan kedua)

#Draft ke 2 (pengembangan kedua)

Logo ini kemudian oleh Penulis dikirimkan kepada Irvan Noe’man, pakar, mentor dalam bidang desain, pemilik BD+A Design Consultant yang tersohor itu, juga seorang penikmat jazz tulen - apalagi dengan nama belakang Noe’man (ayah beliau Achmad Noeman yang mendirikan radio jazz di bandung, KLCBS -red).

Komentarnya saat itu adalah

Saya ingin melihat di WartaJazz,

  • Kesan harus Otoritatif - sebab informasi nya selalu AKURAT
  • tapi jangan terlalu formal
  • expresikan ROH Improvisasi-nya

Bila mungkin, di coba satu ronde lagi (untuk kedua versi tersebut diatas) pasti akan ketemu yang lebih menarik!.

Pada saat yang bersamaan Ecodezign, atau mas Eko demikian saya kerap memanggilnya, juga mengajukan usulan logo Wartajazz yang baru. Ia mengirimkan dua draft desain melalui email dari kantornya (baca: rumahnya) di Semarang. Untuk informasi saja, Ecodezign merupakan pemenang lomba logo Bali Jazz Festival dan menyisihkan 700an karya saat itu. Ia pernah bekerja di Petakumpet, sebuah biro iklan dari kota Gudeg, Yogyakarta. Saat mas Eko mengirimkan logo berikut, ia sedang menggarap Radio Suara Sakti Semarang yang pernah memproklamirkan diri sebagai radio Smooth Jazz.

Kedua logo ini - berbasis komentar kang Irvan, demikian saya kerap menyapanya, diolah kembali. Ada dua alternatif yang kali ini dilampirkan dengan contoh aplikasi pada media kaos - sebagian bagian dari rencana pengambangan divisi merchandise.

#Draft Desain 1 (pengembangan ke 3)

#Draft Desain 2 (pengembangan ke 3)

Contoh aplikasi draft desain 1 pengembangan ke 3 pada kaos.

Contoh aplikasi draft desain 2 pengembangan ke 3 pada kaos.

Sebelum mengirimkan kepada Irvan Noeman kembali, Penulis terlebih dahulu mengirimkan draft desain ronde kedua ini kepada Ayip dan Ecodezign untuk dimintai komentar mereka. Ayip tidak memberikan komentar khusus saat kami berdiskusi tentang beberapa kegiatan yang secara kebetulan kami berkolaborasi, namun Ecodezign dengan spontan menjawab, “keren mas” lewat Yahoo Messenger. Ayip berkomentar “Aku akan ke Jakarta besok”, ujarnya via SMS.

Rupanya tidak mudah untuk meminta jawaban kali kedua ini, karena kang Irvan sedang sibuk menghadapi persiapan kegiatan Helar Festival yang digelar selama sebulan penuh (Agustus 2008) dikota Bandung dan ikut pula dalam kegiatan 1001 Inspiration Design, sebuah kegiatan kreatif yang mengetengahkan pameran dan seminar di Senayan City Jakarta.

Namun lewat social utility Facebook, ia akhirnya menjawab. “Ketemuan yuk, Rabu, 23 Juli 2008, di Blitz Megaplex jam 2 siang”. Ayip yang berada di Jakarta pada hari yang sama, segera dikontak dan diajak oleh Penulis bertemu Kang Irvan.

Penulis mempersiapkan 2 lembar print-out draft diatas, lengkap dengan contoh aplikasi pada kartunama dan Wartajazz Edisi PDF.

Saat bertemu di Blitz Megaplex, kang Irvan rupanya ditemani oleh Andi S. Boediman, pimpinan Digital Studio, sebuah pusat pendidikan desain grafis (silakan klik http://www.digitalstudio.co.id), dan Djoko Hartanto, pemilik dan pengelola majalah suplemen otak kreatif, Concept (klik http://www.conceptmagz.com). Sebuah kesempatan yang berharga, karena para pakar sedang berkumpul.

#Keterangan foto: Kiri-Kanan, Djoko Hartanto, Irvan Noeman, Penulis dan Ayip
#Terima kasih pada Andi S. Boediman yang mengabadikan moment penting ini.

Setelah berdiskusi akhirnya diputuskanlah logo Wartajazz.com yang baru sesuai dengan kriteria yang disampaikan oleh Kang Irvan pada awal tulisan ini.

Dan logo ini akhirnya resmi diluncurkan pada tanggal 08-08-08, pukul 08.08pm, dalam sebuah acara bertajuk “Celebr8th WartaJazz Anniversary” dalam rangka merayakan 8 tahun perjalanan WartaJazz bertempat di Cafe au Lait, Jl. Cikini Raya No. 17 Jakarta.

Bersamaan dengan itu pula, desain website WartaJazz.com juga mengalami facelift, atau berganti muka. Kini, anda bisa memberikan komentar pada artikel-artikel yang kami publikasikan, selain bisa pula langsung mengirimkan artikel anda. Soal tampilan website yang baru dan Syukuran 8th Wartajazz.com, akan kami posting dalam artikel terpisah

So apa komentar anda mengenai logo WartaJazz.com yang baru???

Monday, August 04, 2008

DJ to DJ Poster Competition at EDGE


Juara 1 dari Univeritas Surabaya


Juara 2 dari Universitas Ciputra


Juara 3.








Favorit media


Foto para pemenang dan wakil dari FGD.

Mengangkat seni budaya Wayang DIII Komputer Grafis dan Cetak (KGC) STIKOM SURABAYA mempersembahkan kompetisi desain poster dengan tema DJ to DJ untuk kalangan mahasiswa. Tema tersebut tak lain merupakan kolaborasi antara ‘Dalang Jawa’ dengan ‘Disc Jockey’. Dalam kompetisi ini para peserta diuji untuk berunjuk gigi menggambarkan keadaan dalang jawa yang mulai pudar dengan masuknya disc jockey di kalangan generasi muda. Dari sinilah nanti akan diketahui seberapa besar kecintaan para generasi muda menanggapi kebudayaan yang sudah hampir tertinggal itu.

Penjurian dilakukan oleh Irvan A. Noe'man dari BD+A dan Djoko Hartanto dari majalah Concept. Para pemenang diumumkan pada EDGE (East Design and Graphic Expo) yang diselenggarakan di gedung Gramedia Expo Surabaya.

Selamat kepada para pemenang dan maju terus desain grafis di Surabaya!

Tuesday, June 03, 2008

Sunday, June 01, 2008

Phunkstudio: The Champion of Singapore's Graphic Scene









Phunk has propagated a visual signature that seamlessly blends their diverse influences into a singular creative thought. Their cross-disciplinary approach is best described as "an aesthetic collective consciousness" focused on experimenting with new approaches to visual expressions. Phunk has collaborated and worked with international brands such as Nike, MTV, Daimler Chrysler, Diesel, Levis,Comme des Garcon, Tiger Beer and Salem.
http://www.phunkstudio.com

Sunday, May 19, 2002

Brand atau Marketing strategy?


Q: haihaiahia...thanx banget buat masukan2nya, nah tapi gini nih setelah diteliti dan diperiksa emang brandnya bermasalah, tapi hal kedua yang ngga kalah pentingnya tuh integrasi dengan marketing strategynya.

A: Setuju. Ada banyak cara membangun integrasi brand dan strategi marketing. Malah menurut saya ini adalah bagian yang sangat penting di dalam bagaimana perusahaan tersebut mengkomunikasikan positioning, diferensiasi dan segmentasinya.

Q: Nah masalahnya para kompetitornya belum ada yang memposisikan brand dengan begitu kuat, dan semua kompetitornya akhirnya memiliki brand yang dibangun justru oleh marketing strategynya. Ngga ada kompetitor yang peduli dengan unsur estetik dalam pembetukan brand.

A: Kenyataannya strategi komunikasi (termasuk bauran promosi, advertising, pr, marketing, dll) adalah cara membangun brand. Bukan karena desainnya bagus, kemudian orang akan inget. Bukan brand ATAU marketing strategy, tapi brand DAN marketing strategy.

Q: nah kalo gitu gimana? apa lebih mudah atau harus melihat pola pikir pasarnya lagi? siapa tau pasar ngga peduli dengan unsur2 estetik, mungkin buat pasar malahan lebih penting produknya, distribusinya atau malah harganya lebih penting dari desain packaging, logo, etc.

A: Kenyataannya pasar tidak terlalu ngurus apakah tipografinya bagus, kerningnya OK, ilustrasinya pas atau warnanya kena. Setelah tujuan komunikasi ditentukan, maka desain logo harus balik kepada konsep tersebut.

Ambil contoh, waktu kita ngeliat logonya Garuda, kesan apa yang kita terima (bagus, gagah, keren?) Kemudian tugas dari advertising dan PR membangun komunikasi dari niat Garuda. Publik memberikan judgment apakah komunikasi tersebut dan logonya nyambung.

Ambil contoh lain lagi, siapa sih yang peduli apakah bulu di Garuda itu kalo diitung adalah 8, 17 dan 45. Ini sangat dangkal dan literer. Secara emosional, tidak banyak orang mampu relate kepada simbol tersebut. Apakah waktu ngeliat simbol tersebut kita punya konotasi sama (bagus, gagah, keren?).

Tugas kita sebagai desainer adalah memiliki kepekaan sebagai seorang yang mampu mewujudkan tujuan atau konsep dari korporat melalui bahasa visual. Bagus dan tidaknya logo dilihat dari kesesuaian dengan tujuan komunikasi awalnya. Nyampe nggak!?

Mas Novel nyebutin tentang Citibank. Menurut saya redesain logo punya beberapa maksud. Jika mau jujur, mungkin tidak banyak orang yang inget dengan logo lama Citibank, gimana bentuk persisnya, gendut kurusnya, gedhe kecilnya. You know when you see it, right! Tapi begitu ada logo baru, kita jadi memperhatikan, menduga-duga artinya, ngeliat detailnya, kita jadi care.

Kan ini tujuan dari company, make people relate, get in touch, punya hubungan personal. Jika ini tercapai, apapun bentuk dan bagus tidaknya tampilan logo, paling tidak company sudah merasa beruntung bahwa tujuannya tercapai. Akan lebih baik lagi jika ternyata orang mampu menangkap makna yang ingin dikomunikasikan.

______________
Andi S. Boediman
Digital Studio