Showing posts with label digital marketing. Show all posts
Showing posts with label digital marketing. Show all posts

Monday, October 31, 2011

Jogja Hiphop Foundation, The Voice of Indonesia



In this Visibly Smart film a group of young Indonesian artists known collectively as the 'Jogja Hip Hop Foundation' presents Indonesia in a new way. Through the eyes of a young, urban, optimistic, and culturally proud music generation we see a fascinating and fresh fusion of old and new Indonesia. The JHF are inspired by and often use traditional Javanese poetry for themes and lyrics as well as traditional gamelan sound. They then mix it with modern hip hop beats, rhythms and sensibilities. The film shows how the computer helps them produce and distribute their music, videos, and related band information to their fans in Indonesia and beyond. Turn up your speakers and enjoy.

This is the second vignette done by 
Bubu.com, an Indonesian digital agency as part of Intel Visual Life global campaign. A humble story of Jogja Hiphop, in which they infuse the hiphop beat with Javanese poetry to communicate a true voice of Indonesian heritage. A great experience to be part of this campaign!




Friday, January 15, 2010

Ollie's Blog: New Wave Marketing Power Lunch

Sumber: Ollie’s Blog

Ada yang berbeda dari makan siang saya kali ini. Tgl 11-01-10 kemarin, saya makan siang rame-rame bersama Pak Hermawan Kartajaya @hermawank dan Pak Menkominfo Tifatul Sembiring @tifsembiring. Bersama artis seperti @Saykoji, @Pandji Syahrani, Piyu, Olga Lydia, News Anchor dari TVOne, Cici – Koko, Abang – None, dll. Bersama pakar-pakar dunia internet seperti @andisboediman @adarwis @dwirianto @nukman @shintabubu @ivanlaninserta teman-teman blogger @anakcerdas @agoes82 @SofiaKartika @caturpw @mahadaya @IlmanAkbar @leonisecret @enda @venustweets (kalo ada yang belum disebut maafkeun) dan tak lupa my husband @unwinged. Kami berkumpul untuk berdiskusi di New Wave Marketing Power Lunch yang digagas Pak Hermawan Kartajaya dan MarkPlus team.

Sebenarnya saya sudah pernah makan siang bareng Pak Hermawan dalam circle yang lebih kecil (please read catatannya Pak Andi S. Boediman), dan saking senangnya kami berdiskusi, akhirnya beliau memutuskan saat itu juga, bahwa Power Lunch seperti ini harus dilakukan tiap bulan dan ngundang lebih banyak orang lagi. Ternyata langsung diwujudkan niatnya setelah tahun baru, di tanggal yang spesial pula




Pak Hermawan membuka diskusi dengan brief summary tentangThe Anatomi of New Wave Cultureyang mencakup:Youth, Women & Netizen. Youth yang responsive, Women yang multitask, dan Netizen yang big impact, tiga culture ini yang seharusnya diperhatikan dalam hubungannya dengan marketing suatu brand.




@Pandji ditunjuk duluan untuk sharing tentangYouth. Dari penjelasannya kita jadi mengerti bahwa anak muda itu inginnya membuat perubahan (change agent). Piyu menambahkan bahwa platform untuk mengedarkan pesan bisa juga melalui lagu yang bisa diterima baik oleh anak muda. Ada pendapat menarik bahwaYouth itu bukan berarti umur yang muda, tapi seharusnya pola pikir yang open mind seperti anak muda. Must agree with that! ;)

@IlmanAkbar menambahkan betapa identiknya Youth jaman sekarang dengan entrepreneurship, penuh ide, ingin mandiri. Mungkin memang karena pola pikir yang udah jauh bergeser, seperti tulisan tentang Generasi Y di blog @leonisecret.

Dari obrolan tentang Youth bergeser ke tentangWomen atau wanita. Pak Hermawan menembak @Shintabubu dengan pertanyaan seputar kesibukannya sebagai direktur dan kesibukan sebagai ibu rumah tangga, on being a super woman, bagaimana pendapat suaminya tentang hal itu. Ini menggambarkan kehidupan wanita-wanita urban yang sering dihadapkan ke pertanyaan yang sama. (Makanya saya nulis tentang hal ini di novel Alphawife *promo-colongan*). Mbak Shinta bilang, wanita memang akhirnya harus dengan baik mengerjakan kedua bidang itu, corporate dan domestic, karena “Women need to prove more”. Well said. Pak Tifatul Sembiring juga akhirnya menambahkan, “Jangan senang dulu kalau dirayu dengan kata-kata ‘Kau lah segalanya’ karena artinya sebenarnya ‘Kau lah yang melakukan segalanya’!” Hahaha asli semua cewek di ruangan itu ketawa pait semua. Kenyataan soalnya hihi





Nah dengan multitasking-nya Women ini, mereka lebih mudah stress (kebanyakan cabang pikiran). Tapi in the end, mereka tetap bisa survive, karena mereka punyapassion dan love on what they’re doing. Unlike Men, yang kata Pak Hermawan, cuma mikirin Money, Power and Sex. LOL.




Diskusi lanjut keNetizen. @Saykoji sharing tentang keberhasilannya menggunakan internet hingga lagu ‘Online’ dikenal luas seperti sekarang ini. Internet lah yang menjadi sarana bagi Youth (yang responsive) dan Women (yang multitasking) untuk bisa berkarya lebih jauh dan menjadi Netizen (yang High Impact). Kalau dilihat-lihat berarti saya termasuk dalam kategori Youth, Women dan Netizen, yang katanya Pak Hermawan kalo ketiga subculture itu ada di satu orang berarti hasilnya luar biasa *narsisme-tak-terbendung* hihi.

@Enda sang Bapak Blogger menyampaikan aspirasi untuk Pak Tifatul Sembiring. Tentang UU ITE dan kebijakan-kebijakan lain. Dengan kasus Prita kemarin, people now afraid to speak. I said to Pak Hermawan, orang takut di-Prita-kan. Jadi UU ITE juga harus melindungi kebebasan berbicara Netizen di internet.
Di sisi lain, Mbak Syahrani resah karena saat ini belum ada sarana pembelajaran bagi para Netizen yang baru nyemplung di dunia internet, baik untuk masalah netiket hingga awareness untuk hal-hal berbau kejahatan di internet.Pak Hermawan lebih resah lagi takut Netizen, dengan kekuatannya, bisa bergerak untuk mendukung hal-hal yang tak seharusnya didukung, karena faktor clueless dan ikut-ikutan.

Di diskusi kecil after the event, Pak Hermawan tanya apakah kami resah juga seperti dirinya. Saya lagi makan jadi susah jawabnya :P Tapi saya mau bilang, saya nggak resah, Pak. Wisdom of Crowd seperti yang Pitra @anakcerdas bilang itu yang membuat saya selama ini tenang-tenang saja.




Terimakasih sekali lagi buat Pak Hermawan Kartajaya dan MarkPlus team terutama Mas Edo @villahadis yang sudah mengundang kami semua. So happy terutama karena 3 sosok favorite saya ada di situ: @nukman @andisboediman dan @dwirianto

Diskusi seperti tadi jangan hanya berhenti ‘di darat’ namun juga bisa lanjut ke The Marketeers Club ;)

Akhir kata…
Kuala Daik airnya tenang
Di sana biduk menambatkan tali
Mana yang baik bawalah pulang
Bila buruk tinggalkan kami
(Menggunakan pantun milik orang lain dalam upaya meniru Pak Tifatul Sembiring yang selalu konsisten berpantun :P)

ps: jangan lupa add twitter saya @salsabeela dan foto-foto New Wave Marketing Power Lunch yang lengkap ada di Flickr. Related Posts

Saturday, September 12, 2009

Mencermati Perilaku Masyarakat di Era Digital

Source: Unpad
Laporan oleh: Erman
[Unpad.ac.id, 2/06] Teknologi telah semakin berkembang, begitu pun dengan teknologi media. Perkembangan teknologi ini juga membawa dampak terhadap perubahan perilaku masyarakat dalam pemanfaatan  media massa, dan pada akhirnya juga merubah pola pemasaran yang efektif di era digital seperti saat ini.

Andi S. Boediman (Foto: Dadan T)
 Andi S. Boediman dan Shinta W. Dhanuwardoyo (Foto: Dadan T)
Itulah salah satu benang merah yang terungkap dalam seminar bertema ”Print is Dead! The Rise of Digital Marketing” yang menghadirkan pembicara Direktur Digital Studio, Andi S. Boediman, dan CEO Bubu.com, Shinta W. Dhanuwardoyo di Ruang Serba Guna Gedung Lama Rektorat Unpad, Bandung, Selasa (2/06). Seminar dibuka oleh Kepala UPT Humas Unpad, Weny Widyowati, dan dihadiri sekira 200 mahasiswa.

”Sekarang ini jamannya digital. Bahkan penjualan compact disc saat ini pun sudah ’habis’, sekarang era mp3 dan ring back tone (RBT). Kelompok musik Samsons dari Indonesia punya penjualan RBT paling tinggi di dunia, game online banyak digandrungi, belanja online juga,” ujar Andi.
Lebih lanjut Andi mengatakan, kini banyak perusahaan yang cenderung memilih media pemasaran digital daripada media pemasaran era sebelumnya seperti print, radio, serta televisi. Selain  sesuai dengan gaya hidup masyarakat saat ini, iklan melalui media digital juga memungkinkan untuk ditelusuri efektivitasnya secara detail.

”Kalau lewat radio atau TV, kita tidak bisa melakukan tracking. Sementara iklan lewat media digital, seperti internet, bisa ditrack dengan jelas, berapa pengunjungnya, darimana asalnya. Itulah salah satu kelebihan iklan online,” ujar Andi.

Hal itu juga ditegaskan oleh Shinta W. Dhanuwardoyo, CEO of Bubu.com. Menurut Shinta, internet telah mengubah cara konsumen berkomunikasi.  ”Jika melalui media massa cetak,  billboard, serta TV, bentuk komunikasi pemasaran biasanya bersifat satu arah, sementara digital marketing bisa bersifat interaktif,” ujar Shinta, sambil mencontohkan situs jejaring sosial Facebook juga merupakan salah satu bentuk personal digital marketing.

“The Rise of Digital Era” adalah juga tema pelaksanaan Bubu Awards tahun ini. Bubu Awards merupakan ajang kompetisi nasional bidang kampanye digital yang telah memasuki pelaksanaan tahun ke-6. Seminar ini, yang selain diadakan di Unpad juga diselenggarakan di beberapa kampus lain, merupakan salah satu rangkaian kegiatan Bubu Awards yang bertajuk “Road to BubuAwards, The Rise of Digital Era V.06″. Salah satu kategori yang diperlombakan dalam Bubu Awards adalah Education Category yang menilai penampilan website universitas dan lembaga pendidikan pada umumnya. *

Thursday, April 02, 2009

Print is Dead! The Rise of Digital Marketing

Source: Kaskus

Tadi pagi dari jam 09:30 pagi sampai dengan 13:00 siang diadakan seminar dengan tema "PRINT IS DEAD! THE RISE OF DIGITAL MARKETING" di Universitas Bina Nusantara Kampus Anggrek (Auditorium).
Pihak Kaskus menerima undangan dari Universitas Bina Nusantara untuk menjadi salah satu pembicara di seminar tsb yg diwakilkan oleh Juragan Danny .aka momod Thinkfresh.

Didalam seminar yg dihadiri oleh banyak mahasiswa/i Binus dari berbagai jurusan ini (tempatnya keisi penuh gan, sampe ada yg berdiri karena ga kebagian tempat ) , dibahas mengenai perkembangan marketing ke depannya yg akan semakin merambah ke dunia internet (digital marketing).

Pembicara & topik yg dihadirkan juga ga tanggung2 loh, yaitu orang2 yg kompeten & memang sudah berkecimpung lama di bidangnya masing2, jadi topik dibahas langsung oleh ahli2nya. Pembicara yg dihadirkan dalam seminar tsb antara lain :
1. Bpk. Andi S Boediman, yg sdh malang melintang di Creative Industry & juga pemilik dari sekolah komunikasi visual - Digital Studio ;
2. Bpk. Tommy Prastowo sebagai perwakilan dari bubu.com (pasti dah pada tau dong bubu.com dgn bubu awardsnya ) ;
3. & last but not least Bpk. Danny Wirianto dari Kaskus Indonesia.

Lamanya acara sendiri molor dari jadwal semula karena topik yg dibahas memang sangat menarik (gw sampe lupa catet poin2 penting yg disampein di acara karena keasikan dengerin ) dan antusiasme dari mahasiswa/i Binus untuk mengajukan pertanyaan2 mengenai topik yg diperbincangkan.

Nah pada waktu acara juga sempat dibagi-bagikan stiker kaskus sebanyak 50 buah, dan ternyata hampir sebagian besar audience yang datang adalah kaskuser sejati. Mantab gan!! (Binus gitu loh )
Selesai seminarpun momod Danny sempat membagikan kaos Kaskus kepada EO, MC & seorang kaskuser yg beruntung (yg td dapet kaos siapa? hayoo ngaku ) & ada acara foto2 bareng momod Thinkfresh (Danny).

Nah berikut ini foto2 yg sempat diambil pada waktu acara berlangsung...




Sekian info dari gw Gan... semoga dunia digital marketing Indonesia semakin maju & CU next time guys!