Barack Obama menjadi Presiden US dengan kemenangan yang siginifikan, dengan mengajak rakyat biasa menjadi pendukung dan menyumbangkan suara dan bahkan dananya melalui media sosial, email, pesan SMS dan video online. Penggunaan konektor sosial, adalah penentu keberhasilannya. Bahkan ‘Change’ kini identik dengan brand Obama, presiden yang piawai menggunakan Blackberry dan memperkenalkan program-programnya melalui Facebook. Semua itu ia jaga dengan hingga kini setiap hari masih menyapa pendukungnya dengan balasan komentar puluhan ribu.
Apakah lantas dengan adanya konektor social menggantikan pertemuan fisik? Tidak lagi perlu ‘kopi darat’? Tentu tidak. Dalam berbagai hal, banyak yang tak tercapai hanya melalui sebuah kegiatan komunikasi melalui konektor sosial.
Konektor sosial memperkenalkan soft relationship, di mana setiap orang seakan mendengar dan berinteraksi langsung meskipun tidak bertemu muka. Program ini tidak berhenti di sini. Bertemu langsung dengan pendukungnya memberikan pengalaman yang lebih intensif. Kemudian, hubungan ini diperkuat lagi dengan media sosial. Jalinan hubungan yang sirkuler ini benar-benar menciptakan ‘experience’ yang lengkap.
Dalam YES2009 SEAChange Kuala Lumpur, Youth Asia yang dimotori oleh Khailee Ng, entrepreneur muda Malaysia, mengajak generasi muda untuk menyumbangkan cerita, bagaimana mereka membuat perubahan. Hanya dalam waktu 6 minggu, mereka mendapatkan 150 ribu cerita tentang ‘Change’, suara generasi muda terbesar yang pernah terkumpul di Asia Tenggara.
Dukungan datang dari Tony Fernandes–entrepreneur AirAsia yang memberikan tiket gratis mengikuti konferensi Youth Engagement Summit dan kesempatan bertemu dengan Biz Stone–co-founder Twitter, Randi Zuckerberg–Director of Market Development Facebook, Bob Geldoff–inisiator Live Aid, Gary Kasparov–grand master catur termuda dan banyak lagi.
Di Indonesia, di semester awal tahun ini pernah dihebohkan dengan kegiatan FGDexpo2009 yang menggunakan karakter Packy, Printy & Publy sebagai ambassador. Mulai dari kegiatan kopi darat, berfoto bersama di bis kota hingga menyapa para muda kreatif menyuarakan idenya untuk acara pesta grafika ini. Demikian aktifnya kegiatan posting di Facebook membuat akun ini sempat dibekukan oleh Facebook karena diasumsikan sebagai spam.
Kini, Hermawan Kartajaya, yang ulasan-ulasan dalam New Wave Marketing memberikan arti penting bagi perubahan mindset marketer, menggunakan konektor social dalam rangka menggelar MarkPlus Conference 2010. MarkPlus Conference 2010 diikuti dengan rangkaian kegiatan menarik terutama yang melibatkan para blogger untuk berkontribusi di akun Marketeers di Facebook, sebuah komunitas yang berawal dari pembaca majalah Marketeers.
Marketeers adalah Majalah bulanan MarkPlus, mengkhususkan diri dalam bidang bisnis dan marketing dari sudut pandang New Wave Marketing. Sebagian besar isinya adalah ulasan mengenai strategi pemasaran terbaru yang ditulis oleh konsultan dan analis MarkPlus dengan rubrikasi terbagi mejadi lima, yakni Connect, Character, Conversation, Cover Story dan CMO dan distribusikan ke seluruh anggota MarkPlus Club serta ke seluruh peserta training dan partner MarkPlus.
Dalam aktifitas blogging, para blogger mendapat apresiasi dengan program MarkPlus Conference 2010-giving away 100 Tickets for 100 Bloggers! Dalam hal ini blogger diajak menulis tanggapan artikel New Wave yang dimuat di kolom Kompas.
Beberapa rekan-rekan blogger mendapatkan free invitation atas ulasan mereka, seperti Maydina Zakiah Siagian: Ketika karakter dan sisi sosial menjadi bagian penting dari sebuah brand; Pitra Satvika: Karakter Fiktif dalam Social Media; Catur Pw: Online atau Offline?; Leonita Julian: Komunitas, Kebutuhan Diterima Oleh Lingkungan Sosial; Nico Alyus: The WHO Generation; Aulia Halimatussadiah: Promotion = Conversation = Blog. Demikian pula tulisan saya Konektor Sosial, Bagian dari Community Marketing.
Taktik marketing 2.0 sudah merambah menjadi bagian dari hidup kita. Komunitas dan engagement menjadi bagian tak terpisahkan dalam menjalin hubungan dengan pelanggan. Markplus Conference, yang menjadi barometer marketing di Indonesia, sudah beranjak ke 2.0, siklus media dan konektor sosial. Marketing menjadi komunikasi dua arah.
Acara puncak Markplus Conference yang dihadiri 4000 orang menjadi milestone dari kopi darat para marketer. Generasi 2.0 yang piawai dengan media sosial bertemu dengan pelaku media konvensional, untuk saling berkenalan, bertukar pandangan dan membangun model marketing yang terintegrasi.
Sukses untuk para marketer 2.0!
Read the blog in English. Please leave comments on Ideonomics.com. Follow me on Twitter @andisboediman.
om..waktu print screen FB nya marketeer ada wall saya..hehehe...gaya tulisan serius...heheh..
ReplyDeletetop deh :)
ReplyDelete