Sunday, March 13, 2011

Avatar dan Emoticon, Sebuah Media Ekspresi

:) :p <3 adalah emoticon yang kini sudah demikian akrab melalui sentuhan jari di Blackberry Messenger. Beberapa kali dalam sehari kita melihat siapa yang berubah avatar. Gatal rasanya jika tidak memberikan komentar jika rekan kita merubah avatar menjadi sesuatu yang unik.

Konsep closure dari tulisan Scott McCloud di buku Understanding Comics menjelaskan apa itu closure, proses di mana dengan melihat sebagian, kita melihat secara keseluruhan. Semiotika bekerja dengan wacana yang sama, di mana dengan melihat kumpulan ekspresi emoticon di Blackberry, kita memahami rekan bicara kita di belahan lain sedang memiliki emosi apa ketika berkomunikasi.

Sekedar mengganti foto adalah hal yang sangat umum dilakukan oleh pengguna Blackberry, tetapi mereka yang kreatif menggunakan Blackberry sebagai sarana kampanye. Hal yang lumrah bagi banyak perusahaan kini menggunakan Blackberry untuk berhubungan dengan para pelanggannya.
Avatar tidak lagi menjadi foto dari pemilik BB, tetapi menjadi karakterisasi dari pemilik akun, bisa jadi sebuah toko, resto atau media. Logo dan maskot menjadi jamak mengisi avatar ini.

Bahkan ketika Twitter dan Blackberry menjadi media kampanye sosial, peran avatar menjadi penting. Kampanye Alanda Kariza untuk menyelamatkan ibunya yang dituduh sebagai salah satu orang yang terlibat dalam kasus Bank Century, sepenuhnya dilakukan melalui Twitter dan Blackberry. Dalam hitungan jam, pesan viral dari Alanda disuarakan oleh seluruh Twitterverse karena multiplikasi pesan ini. Sebagai simbol gerakan ini, avatar Alanda kini menggunakan foto ibunya dan Alanda ketika masih kecil.

Reduksi informasi menjadi pesan pendek seperti SMS, Twitter dan Blackberry mengembalikan kejayaan simbol sebagai media ekspresi yang paling cepat ditangkap.

ditulis untuk mata kuliah Creative Industry pada program pasca sarjana Creative & Media Enterprise di IDS|International Design School (www.idseducation.com)

No comments:

Post a Comment