Berani taruhan!? Anda semua yang sedang membaca artikel ini sesekali berhenti karena menjawab panggilan ha-pe dan es-em-es, untuk mengintip gosip terbaru, menjawab panggilan do’i tercinta atau tuntutan rekanan bisnis. Siapa yang nggak punya handphone ngacung! Demi model terbaru yang pake kamera, meski bela-belain tiga empat bulan gaji juga nggak apa. Padahal dari segudang fitur, yang kita gunakan tiap hari mungkin tidak ada sepertiganya. That’s us, right!
Mengapa kita menggunakan gadget canggih? Apakah untuk show off? Untuk menjadi techno-nerd? Untuk menunjukkan kita berada pada garda depan teknologi? Apakah itu tujuan teknologi diciptakan? I think it’s NOT ONLY about high tech, but it’s about high touch! Kita menggunakan perangkat tersebut untuk selalu berhubungan. It’s NOT ONLY about digital, it’s about lifestyle! Bukan teknologinya, tetapi gaya hidupnya. Paradoks global membuat kita makin individual, tetapi makin perlu terhubung dan terkoneksi dan teknologi adalah fasilitasnya. Teknologi bukan tujuan, tetapi sarana.
Telepon butuh 100 tahun untuk menjadi bagian dari hidup kita. Listrik butuh 80 tahun dan televisi 40 tahun. Bayangkan hidup tanpa telepon, tanpa listrik dan tanpa televisi. Tanpa lampu, tanpa kulkas, tanpa AFI, tanpa sinetron tercinta, tanpa news update terbaru. Basi banget deh! Teknologi digital, komputer dan Internet hanya butuh kurang dari 20 tahun to be a part of our life.
Dengan teknologi, dunia telah menjadi global village (kampung global), tetapi kita tidak mau kehilangan jati diri. Dengan tingkat clutter televisi tertinggi di dunia (sumber: Kompas), di mana setiap menit kita dibombardir satu iklan, kita sudah mengaktifkan radar untuk menekan remote control begitu melihat iklan. Kita menghendaki kontrol atas informasi yang kita terima. Informasi seharusnya on demand dan interaktif, a la SMS siapa yang harus pulang pada konser Indonesian Idol berikutnya.
Kita simpan our slice of life melalui medium foto, video dan audio. Digital memberikan harga lebih murah, lebih cepat dan tahan lama. Tidak hanya foto keluarga, kamera digital kita manfaatkan untuk menyimpan kliping gambar favorit atau flyer dari pameran. Koleksi CD terbaru kita transfer ke mini iPod, mp3 player paling gres dari Apple. Video hasil shooting kita kombinasi dengan foto-foto untuk disimpan ke VCD atau DVD menggunakan software iDVD. Pada akhirnya, kebutuhan untuk melihat, merasakan, mendengar, berpikir dan berhubungan yang membuat kita being human. Let Digital Lifestyle Lead Your Future!
Further Reading
High Tech, High Touch – John Naisbitt
Being Digital – Nicholas Negroponte
Crossing the Chasm – Geoffrey Moore
previously published at PS Magazine
No comments:
Post a Comment