Monday, March 11, 2002

Membangun Bisnis - lanjutan

> > Sekedar ngingetin, ini angka statistik:
> > - di dalam 10 th pertama, 9 dari 10 perusahaan akan rontok

Yang ini dari beberapa buku bisnis yang saya baca, mereka sendiri tidak
menunjukkan referensi kuantitasnya. Tetapi paling tidak ini bisa dijadikan
acuan kasar.

> > - dan 9 dari 10 kerjasama antar temen yang start dengan modal semangat
> juga
> > bakal bubar.

Kalo yang ini dari pengamatan saya terhadap sejumlah kerjasama baik dari
rekan-rekan saya, orang tua, saudara, dll yang berada di sekitar saya.

> perbaikan adalah keharusan...
> hari ini harus lebih baik dari kemarin
> besok harus lebih baik dari hari ini
> sehingga waktu yang terlewat tidak sia-sia

Bukan cuma masalah waktu, tapi masalah ukuran, trend pasar, dll. Perilaku
organisasi akan berbeda dengan perubahan dari 10 ke 20 atau dari 20 ke 40.
Apa yang dulunya nggak masalah, sekarang bisa jadi masalah besar. Ini yang
sering dilupakan oleh seorang leader. Perlu kombinasi model organisasi yang
berbeda untuk membuat perusahaan berkembang dan mengantisipasi kebutuhan
seluruh anggotanya (baca: pekerja dan klien). Ada kata-kata "lead, don't
manage". Saya setengah setuju dan setengah enggak. Sebagai leader, adalah
orang yang menentukan tujuan. Ini dibutuhkan di masa-masa transisi, masa
kritis dan menentukan arah ke depan. Sebagai manager, kita perlu
memperhatikan setiap detail pekerjaan, menciptakan sistem seperti Standard
Operating Procedure, dll. Yang susah adalah berubah dari menjadi single
fighter menjadi leader, karena saat kita memiliki anak buah, bukan HAL YANG
KITA NGGAK BISA atau NGGAK MAU yang diserahin ke anak buah, tetapi HAL YANG
SEMUA NGGAK BISA yang harus kita kerjakan.

> di kantor aja (yang masing-masing di gaji bulanan) hal ini sering
terjadi...
> makanya diperlukan bagian Traffic yang tegas..!!!

It's about management. Saya bilang ke staff saya gini, jika kita punya
management yang bagus dan solid, anytime kita mau berubah haluan dan jualan
yang lain itu nggak masalah.

>
> yang ini sering kejadian kalo buat SIDE JOB
> si designer merasa kurang mendapat "rewards" yang pantas dari perusahaan
> makanya dia cari jalan belakang...
> saya sendiri menganggap ini nggak pantas...
> tapi kadang-kadang banyak juga perusahaan yang terlalu meng-"ekploitir"
> desainernya
> sehingga side job ini merupakan proyek "balas dendam"

Saya setuju. Ini harus dilakukan 'both ways'. Sama-sama fair bagi semua
pihak. Meskipun demikian, di Indonesia ini tetap agak sulit karena sistem
bisnis masih belum standar.

> pokoknya intinya mesti ada saling pengertian
> dan setiap keputusan yang diambil kalau bisa dimusyawarahkan dulu antara
> perusahaan dan desainer... jadi salah satu-nya tidak akan merasa dirugikan
> dan merasa "tidak di-orangin"

Ini bisa ya dan tidak. Sebagai seorang leader, kita harus selalu mengambil
keputusan dengan hanya berbekal pengetahuan 50% dari fakta yang ada. Sisanya
adalah gut feeling, analisa dan keberanian bertindak. Jika setiap keputusan
diambil secara musyawarah u/ mufakat, ujung-ujungnya adalah tidak
berkesudahan. That's the CEO job to make the decision. Kadang nggak semua
happy dengan hasilnya, tapi dalam hal ini adalah kepentingan bersama
diutamakan. Ini bisa menghasilkan korban, bahkan bisa terjadi pada salah
satu orang terbaik kita.

Andi
Digital Studio

1 comment: