Oleh Agni Rahadyanti
SLEMAN, KOMPAS - Industri kreatif bercirikan budaya lokal harus terus dikembangkan agar Indonesia tak hanya menjadi bangsa pemakai produk- produk teknologi asing semata. Pengembangan game dan animasi yang mengangkat berbagai ikon budaya lokal, misalnya, memiliki keunikan tersendiri yang bisa bersaing dengan produk-produk luar negeri.
"Selama ini kita menjadi bangsa pembeli yang selalu mengambil produk-produk teknologi industri kreatif, seperti game dan animasi dari luar negeri," kata Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri (BPKLN) Departemen Pendidikan Nasional Gatot Hari Priowirjanto, Sabtu (1/3), ketika membuka Festival Game Tech dan Animasi (FGTA) Nasional 2008 di Kampus Politeknik Seni Yogyakarta, Kampus Politeknik Seni Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Seni dan Budaya Yogyakarta.
Penggunaan ikon-ikon lokal, seperti tokoh wayang Gareng atau Petruk pada animasi-animasi lokal Yogyakarta, misalnya, bisa menjadi ciri khas dan identitas yang menarik. Anak-anak Indonesia pun terdorong untuk mencintai budayanya sendiri.
Ketika terus dikembangkan, produk-produk industri kreatif juga bisa digunakan untuk menunjang kegiatan pendidikan. Suatu materi pelajaran yang dituangkan dalam bentuk rekaman audiovisual dengan melibatkan berbagai animasi yang menarik, misalnya, bisa dipergunakan di seluruh Indonesia. Kualitas pembelajaran pun diharapkan bisa semakin merata karena samanya standar penyampaian materi pelajaran. Belum siap
Namun, ungkap Gatot, belum semua guru siap melakukan metode pembelajaran tersebut. Akses sekolah-sekolah terhadap teknologi informasi juga belum merata. Pemerintah sendiri terus berupaya meningkatkan perbaikan infrastruktur penunjang dan memfasilitasi berbagai kegiatan untuk mengembangkan industri kreatif agar bisa dipakai secara lebih luas.
BPKLN, misalnya, memberi bantuan dana Rp 200 juta pada FGTA tingkat nasional yang tahun ini akan diselenggarakan empat putaran, yaitu di Yogyakarta, Semarang, Surabaya, dan Denpasar. Bulan November nanti, puncak FGTA berskala internasional akan digelar di Institut Teknologi Bandung.
Kepala Dinas Pendidikan DIY Suwarsih Madya mengungkapkan, pengembangan industri kreatif ini harus pula diimbangi dengan penyiapan sumber daya manusia agar tidak terjadi kesenjangan digital di masyarakat pengguna. Halaman I Foto 1 Arum Tresnaningtyas Dayuputri Pengunjung bermain gametech yang diikutkan Festival Game Tech dan Animasi (FGTA)
No comments:
Post a Comment