posted at Indo-Graphic mailing list
In my opinion:
Jarang ada desainer yang memiliki style khusus dan diakui sebagai trendsetter, jarang sekali bahwa mereka itu DENGAN SENGAJA bikin style yang belum ada biar ngetop. Semua desainer top seperti Paul Rand, Pentagram, Josef-Muller Brockman (Swiss design), Metadesign, April Greiman, dll, membuat desain berdasarkan pengalaman dan eksperimen pribadi atau dengan tujuan tertentu. Tetapi begitu signifikannya karya tersebut, sehingga terbentuk suatu aliran yang biasanya dilakukan oleh not-so-famous desainer dengan tujuan untuk meniru. It's cool, so i will just copy them.
Pertanyaan bahwa "Desain yang Indonesia itu kayak apa sih?" selalu muncul HANYA pada orang Indonesia, yang karena merasa inferior, mau mencoba kritik sana kritik sini untuk bilang "Lha ini loh desain yang Indonesia." Ambil contoh di arsitektur, banyak arsitek Indonesia yang mencoba meredefinisi arsitektur Indonesia dengan langgam baru, tapi malah karya-karya terbaik dihasilkan oleh para bule yang datang ke Indo, lihat kiri-kanan dan belajar dikit terus diadaptasi dengan langgam arsitektur modern. Jadinya kita kenal Bali Style.
Di fashion menurut saya lebih sukses, desainer seperti Ghea, Sebastian, Biyan, mampu mengeluarkan desain-desain fashion terobosan dengan nuansa etnis mampu diterima publik secara luas.
Apakah desainer Jepang mencoba membuat karya yang 'harus kelihatan Jepangnya'. Menurut saya ini adalah suatu usaha yang dangkal dan sia-sia. Desainer Jepang membuat terobosan dari pengalaman, pengaruh barat, budaya lokal TANPA DISADARInya ini diintegrasi menjadi satu karya baru. Yang bilang bahwa desainer Jepang itu punya style adalah desainer dari luar Jepang, bukan si Jepang sendiri.
Kalo mau menjadi desainer yang punya style sendiri, banyak-banyak aja berwawasan, maka karya Anda sendiri pasti punya warna lokal tanpa Anda sadari. Nggak perlu repot-repot, harus ada wayangnya, harus ada candinya, harus ada ornamennya.
Biar yang menilai orang luar negeri, atau sejarawan atau budayawan. Tugas desainer adalah BERKARYA.
Andi S. Boediman
Digital Studio