Saturday, May 30, 2009

Industri Kreatif 'Dihantui' Software Bajakan

Source: Detikinet

Jakarta
- Industri kreatif merupakan sektor industri yang digadang-gadang bakal jadi primadona di 2009. Namun perkembangan sektor industri ini sepertinya harus diwaspadai, sebab produk ilegal seperti software bajakan masih menghantui untuk menghancurkannya.

Demikian penilaian dari Joe Kaesshaefer, Commercial Counselor dari Kedutaan Besar Amerika Serikat, di sela seminar bertajuk 'The Importance of Strict Corporate IT Policy as Defense Agains Legal Claims of Software Piracy' yang digelar di US Commercial Service, Jakarta, Kamis (28/5/2009).

Menurutnya, geliat produk bajakan merupakan salah satu ancaman terbesar terhadap perkembangan hidup dari industri yang membutuhkan daya kreatifitas pembuatnya ini.

"Ketika Anda sedang menonton penyanyi ataupun artis di layar TV, coba bayangkan sampai berapa lama ia akan berkarya seperti itu. Tentu tak akan selamanya. Lalu jika produk mereka (musik dan film) yang baru saja keluar sudah dibajak, bagaimana mereka mendapat pemasukan," jelasnya kepada sejumlah wartawan.

Kaesshaefer pun meyakini jika hasil kreasi para pencipta tersebut harus dilindungi. Sebab, dari itulah mereka bisa hidup. "Kreativitas akan mati jika tak ada reward bagi penciptanya," tegasnya.

Indonesia sendiri, pada tahun 2009 ini sudah mencanangkan sebagai Tahun Industri Kreatif. Sektor industri inilah yang digadang-gadang dapat sukses menyelamatkan ekonomi Indonesia di tengah hantaman krisis finansial dunia. Ada sekitar 14 lini bisnis yang dijadikan andalan, mulai dari animasi, film, fashion, piranti lunak dan masih banyak lagi.
( ash / sha )

Sunday, May 24, 2009

American Idol 2009 prediction: Adam Lambert wins over Kris Allen


Who will win in American Idol 2009?

According the search trend in Google and Youtube, Adam Lambert will wins hands down to Kris Allen.

When I search in Youtube, the suggestion system show Adam keyword when we type 'American Idol'



Looking further through keyword tool provided by Adwords, keyword search on 'Adam Lambert' compare to 'Kris Allen'.




Hitwise intelligence, the leading search analysis company also find out the same finding



Is search truly reflects people insight towards the winning result of American Idol? Let's see...

Saturday, May 02, 2009

Jika Signage Harus Seksi dan Cerdik

Source: Kabar Indonesia
Oleh : Mahar Prastowo

"Beriklan tak lagi hanya di bidang cetak, namun juga dapat menyajikan konten pada digital signage”.

KabarIndonesia - Andi S. Boediman, photoshop expert. Akses terhadap suatu tempat membutuhkan petunjuk arah. Seperti untuk public corner semisal terminal, pelabuhan, bandara, kebutuhan akses di area Ticketing, Lobby (Check In), Tenant (Business Center, Cafe, Restaurant, VIP/ Executive Lounge), Boarding Hall, Luggage/Baggage Hall dan koridor.

Signage dikenal dan digunakan untuk identifikasi, menunjukkan arah dan memberikan informasi suatu obyek. “Tugas” signage kini makin luas seiring kebutuhan manusia modern serta seiring dengan perkembangan dunia promosi.

Adanya sign system, memberikan banyak keuntungan ekonomi, selain mempermudah orang menemukan obyek yang dicari sehingga mempersingkat waktu, signage juga berfungsi menciptakan public image. Signage yang unik dan mudah dikenali akan terus diingat di benak yang melihat. Baik itu signage yang berfungsi sebagai petunjuk arah atau bahkan signage dalam advertising, sebagai pencipta public image sebuah brand, media promosi seperti untuk display & graphics, safety, security dan protection, consumer dan perkantoran, elektro dan telekomunikasi; kesehatan; industri dan transportasi.

Lalu, sudahkah signage system di kota-kota besar di Indonesia memenuhi syarat? Menguraikan tentang signage di Indonesia terutama di kota-kota besar dan area public, sebenarnya cukup dengan menjawab beberapa pertanyaan. Apakah anda mudah menemukan petunjuk menuju toilet di ruang tunggu terminal? Seberapa mudah anda menemukan: lift dan tangga darurat di gedung, ruang dokter di rumah sakit, kendaraan di tempat parkir, dan sebagainya.

Pekan lalu dalam sebuah lawatan di sebuah Rumah Sakit bertaraf High-Class di Jakarta, Susi, seorang dosen, masuk sebuah lift yang terpampang jelas begitu masuk dari pintu utama. Tak ada penjelasan apapun kecuali bahwa ia masuk ke dalam lift sampai kemudian seorang suster buru-buru menyusul. “Ibu mau kemana? Ini lift khusus menuju klinik. Lift ke kamar pasien disebelah sana.” jelasnya seraya menunjuk lift di jarak sekitar 50 meter. Tak hanya Susi, anda pun mungkin pernah melajukan kendaraan sampai melewati jalan seharusnya anda berbelok, bisa jadi karena anda melaju terlalu kencang, atau tipografi signage yang tidak memenuhi syarat jarak pandang, warnanya buram atau terlalu dekat dengan obyek tujuan yang ingin ditunjukkan.

Signage, sebagaimana fungsi awalnya sebagai petunjuk pada ruang public, pada kenyataanya juga tak cukup hanya memenuhi kebutuhan visual saja. Sebuah kota modern, selain harus juga dilengkapi dengan keindahan taktil (tactile) atau keindahan ragawi seperti udara segar, suasana teduh, jalan-jalan yang mudah ditelusuri oleh siapa saja (termasuk masyarakat diffable) adalah keindahan yang tak tampak tetapi nyata-nyata dibutuhkan oleh masyarakat kota. Disinilah kemudian signage perlu mengambil peran non visual, misalnya untuk memenuhi kebutuhan informasi atau petunjuk bagi penderita kebutaan, sinyal suara pasti sangat diperlukan. Dan signage seperti ini belum ditemukan.

Pada dasarnya, tanpa bermaksud mengesampingkan warga diffable-penderita buta- menampilkan signage berarti menghadirkan komunikasi visual dan lingkungan dimana signage dihadirkan, adalah media komunikasi. Karena ia menyampaikan pesan visual dari pengirim pada penerima. Jika dengan adanya signage ternyata masih juga bingung atau tersesat, mungkin signagenya yang kurang cerdik menyampaikan pesan, atau kita yang kurang pandai menangkap pesan.

Signage atau tanda, menjadi tidak memberikan nilai tambah apapun jika tidak berdiri sendiri. Karena keriuhan tanda, semacam iklan gaduh produk-produk consumer yang menawarkan hadiah, karena terlkalu banyak informasi dan ikon ditampilkan disatu sisi membuat tertarik sambil tidak menyadari kadangkala tersesat dalam memilih. Bgritu juga jika pada sebuah area terdapat banyak tanda, bisa jadi malah akan menyesatkan atau setidaknya membingungkan. Tanda yang baik, tentu yang dengan mudah terlihat dan sering terjadi, secara tidak sadar dipahami oleh public sebagai kewajaran yang seharusnya. Banyak hal diungkap dalam sebuah kesempatan berbincang dengan Gamawan, dari IM3, salah satu pelaku industri pembuatan signage besar. Dalam pengerjaan beberapa brand ada diantaranya yang menggunakan teknologi digital terkait dengan pemberian efek yang pada siang dan malam hari tampak muncul warna berbeda.

Perkembangan teknologi Signage kearah digital juga diakuinya menjadi tantangan di persaingan bisnis kedepan. Namun itu bukan berarti model printing stiker lantas terlibas. Agar tetap menjadi pilihan, kualitas tetap menjadi syarat utama yang ditawarkan. Warna yang konsisten baik pada siang dan malam hari, tahan lama, warna merata dan konsisten, penyebaran cahaya merata, tidak mudah berjamur, tidak buram dan kotor adalah indikasi yang menunjukkan sebuah signage berkualitas tinggi.

Beberapa factor yang mempengaruhi tampilan tampilan signage antara lain kesalahan proses aplikasi, kesalahan material cutting sticker atau substrate yang digunakan, penggunaan material dasar (substrate) dan cutting sticker yang tidak kompatibel, keterbatasan material kualitas produk dan kesalahan proses produksi. Untuk mendapat kualitas tinggi dan agar dapat bertahan lama, butuh berbagai pendukung antara lain dalam hal system warna. Dengan mengikuti standart PANTONE misalnya, dapat dipastikan akan mendapatkan hasil berupa warna merata dan lebih tipis. Bahkan jumlah pilihan warna yang sangat beragam sampai 57 warna standar dan warna yang khusus diproduksi mengikuti standart PANTONE. Dengan demikian, iklim tropis bukanlah masalah.

Meminjam istilah Andi S. Boediman, pendiri Digital Studio College, bahwa selain cerdik menyampaikan pesan, signage harus “seksi”. Maksudnya, signage ideal harus tampil terintegrasikan beberapa hal didalamnya seperti alfabet dan typeface, ukuran dan spasi antar huruf, kata-kata, peta, kontras sebuah huruf dengan bidang cetak dan cahaya sekeliling, simbol, bentuk obyek, ukuran tanda/obyek yang diinformasikan, warna, material, metode pembuatan bahkan sampai pada ketepatan pemasangan alias rightplace / empan papan.
Media Promosi Alternatif Seiring perkembangan teknologi digital, signage pun berkembang pula fungsinya dari informasi menuju kearah bisnis , namun sederet ketidakberesan di signage konvensional pun masih menjadi pemandangan sehari-hari. Jasamarga misalnya, sebagai pengelola jalan tol menggunakan signage baik yang berupa stiker [printing] maupun digital. Mulai dari petunjuk arah, sampai pada informasi arus lalulintas kendaraan, informasi kecelakaan dan kondisi jalan yang ditampilkan pada layar elektronik.

Dengan berkembangnya teknologi digital, signage yang awalnya hanya dicetak stiker, kini telah banyak disajikan dalam layar elektronik atau tv plasma. Sehingga fungsinya pun berkembang dari petunjuk arah menjadi media informasi lebih luas dan promosi. Bioskop, wayout di area parkir, papan skor pada pertandingan olahraga adalah beberapa diantara media pengguna digital signage. Andi S. Boediman, CEO FGDexpo2009 mengatakan, bahwa perkembangan digital signage yang sangat pesat, memiliki bobot nilai tambah bagi perkembangan industri promosi. “…beriklan tak lagi hanya dibidang cetak, namun juga dapat menyajikan konten pada digital signage”. Demikian Andi S. Boediman yang juga optimis akan perkembangan industri digital content.

Digital Signage dilengkapi content animasi dan multimedia yang terdiri dari kombinasi teks, video dan gambar. Digital Signage konvensional menggunakan standalone local player system yang membutuhkan manual content update via plug in USB atau memory cards secara periodik. Pada digital signage, berkembang dengan adanya integral network interconnectivity dan broadcasting system yang semakin efisien. Dan menjadi media promosi interaktif yang relative murah. ­ Efektifititas dan Efisiensi Selain keunggulan teknologi, efektifitas dan efisiensi ditawarkan digital sign. Dwi Setijo Widodo, Account Manager LimeSoda Bali, menjelaskan, sebagai media promosi dengan harga relative murah, digital signage menjadi media promosi alternative dengan mahalnya memasang iklan di televisi atau media cetak.

Khusus dengan media elektronik televisi, masih menurut Dwi, memang belum dapat diperbadingkan tingkat efektifitasnya karena tv adalah media promosi full inhouse yang segmented. Sedangkan digital signage berdasarkan titik penempatannya strategis dilalui banyak orang atau tidak. “Untuk di Bali, LimeSoda memiliki rate dengan paket misalnya untuk masa tayang satu bulan atau 30 hari, dengan asumsi per hari tayang sebanyak 30 kali dengan durasi 30 detik dan tersebar di 30 titik, hanya membutuhkan dana sekitar 5 jutaan.” jelas Dwi via sambungan jarak jauh. (*)