Showing posts with label venture capital. Show all posts
Showing posts with label venture capital. Show all posts

Sunday, June 03, 2012

Ideosource: Sabar Membangun Value


29 Mei 2012 - 09:00:00 WIB
Sumber: Warta Ekonomi
Rubric :  EkonomiBisnis
Diposting oleh : Ihsan





Dalam sebuah acara seremoni pembukaan kompetisi bisnis digital di Indonesia beberapa waktu yang lalu, salah satu investor bisnis digital yang tampak hadir adalah Andi S. Boediman, partner Ideosource, sebuah venture capital yang aktif mendanai dan membantu mengembangkan perusahaan startup digital Indonesia. Salah satunya adalah TouchTen, pengembang mobile game, yang sejak Agustus 2011 telah disuntik dana hingga US$1 juta untuk berhasil menjadi pemimpin di industri game.

Bagaimana pandangan Andi mengenai prospek bisnis digital di Indonesia ke depan? Bagaimana pula rencana Ideosource ke depan? Berikut petikan wawancara Fadjar Adrianto dan fotografer Sufri Yuliardi dari Warta Ekonomi di sela-sela acara kompetisi itu. Nukilannya:

Sebenarnya apa yang Anda lihat dari bisnis digital Indonesia sehingga Anda tertarik dengan memodali startup di Indonesia?

Saat ini bisnis digital di Indonesia itu masih berubah industrinya dari konten menjadi media. Dari media menjadi commerce. Dalam commerce, ada infrastruktur dan channel. Kami investasi di konten, media, e-commerce, dan infrastukturnya.

Hari ini yang paling challenging adalah konten sudah ada. Lalu, channel yang paling gampang lewat telekomunikasi. Namun, kemarin karena dikatakan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia, channel melalui telekomunikasi habis, maka distribution channel itu sekarang banyak yang beralih ke PC.

Kalau untuk media, itu jelas advertising merupakan model bisnisnya. Seperti Detik.com dan segala macamnya itu menarik. Untuk e-commerce, masih sangat early di Indonesia. Transaksinya di Indonesia menurut proyeksi kami baru mencapai kira-kira Rp2 triliun. Infrastrukturnya masih sangat belum siap sehingga kalau kami investasi hari ini, maka kami harus mencari kesempatan untuk membangun distribution channel melalui digital.  Itulah yang potensial.

Berapa dana yang Anda siapkan untuk hal itu?

Kami start dengan dana yang tidak terlalu besar, sekitar US$5 juta. Kami masukkan dalam bentuk investasi kecil-kecil ke beberapa peusahaan antara US$50.000-300.000 per investasi.

Dari situ, kita akan melihat siapa yang siap, bagus, dan tumbuh, maka kita siap untuk investasi kedua. Investasi kedua, nilainya akan lebih besar dari itu dengan dana US$1-3 juta per investasi.

Portofolio investasi Anda seperti apa sejauh ini?

Yang sudah kami publikasikan baru satu, TouchTen, perusahaan game, yang tahun lalu sudah memperoleh 2 juta download di global market. Jadi, mungkin ini salah satu pemain lokal yang bisa go international. Beberapa yang lain kami juga sudah masuk, tapi belum bisa kami publikasikan.

Model bisnis seperti apa yang Anda kembangkan?

Sebagai venture capital, kami harus sabar membangun value. Jadi, dalam jangka pendek, biasanya kami tidak berusaha langsung untuk mencari Return on Investment. Kami melihat nilai investasi US$50.000-300.000 sebenarnya kecil. Ekspektasi return biasanya bisa 5-10 kali. Namun, biasanya kami tidak hanya mementingkan return. Kami masuk ke hal yang lebih fundamental. Kami membangun bisnisnya itu paling tidak 3-5 tahun dan second round pengembangan bisnisnya bisa tidak dari kami saja, tetapi juga bisa dari mitra investor lain yang bisa membawa values strategik baru. Misalnya, kalau kami sudah berhasil mengembangkan produknya, maka kami mencari mitra yang bisa membantu pengembangan pasarnya. Jadi, terjadi kombinasi investor yang masing-masing punya nilai strategis. Dengan demikian perusahaan kecil bisa tumbuh besar karena memiliki value yang lengkap. Itu yang kami lakukan.

Apa perbedaan mendasar antara Anda dengan angel investor, bank atau pemodal yang lain?


Perbedaan angel investor dengan venture capital adalah mereka sifatnya lebih individual.  Kalau kami berupa satu komite yang mengelola dana dari investor. Itu nature-nya dan biasanya akan berpengaruh pada size. Seorang angel investor biasanya menginvestasi dengan skala yang lebih kecil. Seorang venture capital biasanya di tengah-tengah dan di atas kami itu ada private equity.

Kisaran size investasinya, untuk angel investor di Amerika Serikat mungkin hingga US$100.000-200.000. Kemudian, venture capital di atas itu, antara US$1 juta-2 juta. Di atas itu, ada private equity biasanya US$4juta ke atas.

Perbedaan dengan bank, bank tidak memiliki equity, tetapi dia memilih aset sebagai jaminan. Sementara jaminan kami adalah equity. Jadi, risikonya relatif lebih besar bagi seorang investor. Namun, reward bagi seorang investor akan dapat lebih besar karena menunggunya lama. Contohnya Detik.com, begitu dilepas ke CT Group, mungkin valuasinya 1.000 kali lebih besar daripada nilai investasi awal.  Bagi pemegang sahamnya, ketika dalam perjalanannya tidak bisa menikmati apapun, tetapi pada saat exit, mereka bisa lebih menikmati.

Apa rencana Anda ke depan?

Kami menjadi venture capital bulan Juni tahun lalu. We are in the early market. So the business that you are in is important. Kami bukanlah venture capital yang berinvestasi jangka pendek bulanan dan skala investasinya kecil-kecil, kami untuk masuk satu investasi harus berpikir panjang, mungkin sampai 2-3 bulan. Tetapi begitu masuk, kami sudah harus terus mengambil nafas panjang sekali dengan ekspektasi yang tinggi ke depannya. Seperti TouchTen, kami melihat dia lebih solid dan lebih baik fundamentalnya dibanding yang lain serta karakter founder-nya yang baik sehingga kami bantu mendapatkan modelling bisnisnya yang pas.

Kalau kita bicara 3 tahun lagi apa yang terjadi?

Hari ini, the biggest problems in Indonesia is Indonesia is distribution country. Jadi, yang perlu dicari solusinya adalah masalah distribusinya. Kalau itu bisa diatasi, maka mau konten berapapun akan ditelan. Telekomunikasi itu sebenarnya merupakan distribution channel yang baik. Oleh sebab itu, we have to start early on investment on distribution side. Kalau untuk infrastrukturnya  kami bisa start invest well today, maka  itu artinya 3 tahun lagi akan mahal.

Monday, September 19, 2011

A Simple List of Indonesian Tech Investors



 

Investments in Indonesia is going crazy these days, everyone’s doing something with tech startups – sort of. These days, I’m seeing more fund being set up rather than high-quality startup launches, which proofs that everybody is trying to get a piece of the cake but the startups aren’t prepared yet, or the startups simply doesn’t need fund (less likely).

So, in this post I’m gonna give some overview info on the several tech investment funds being set up to invest in Indonesian startup companies, their background and portfolios. Hopefully this can give you guys a clear objective comparison on the investors currently active on looking and partnering with startups in a form of an incubator, business accelerator or venture capital.


East Ventures
The first investment company focusing on tech startups in Indonesia, based in Singapore but managed by 3 Indonesians : Batara Eto (ex Mixi.jp), Chandra and Willson Cuaca (XSago). They also have partners in Japan, I would guess most of their fund came from Japanese investors. East Ventures usually invest in early stage startups, and we’ve heard that each investment ranging from US$200-500k in exchange for 15-30% equity.
Check out their website
Portfolio : Tokopedia, Urbanesia, Disdus (sold to Groupon), Penn-Olson, TeknoUp, Scraplr, AppsFoundry, PriceArea, Nightspade.

MerahPutih Inc,
An incubation fund set up by Djarum Group that gives incubation space, resources and capital for early-mid stage startups. MPI take at least 25% equity in exchange for capital, office space, human resources, marketing effort etc. They’re a part of a larger fund, GDP Ventures, will be explained below.
Check out their website
Portfolio : Dailysocial (yep, that’s us), Krazymarket, Infokost, Bolalob, Lintas.me.

GDP Ventures
A fund set up by Djarum Group focusing on larger and more mature tech, mobile and internet companies. They’re not interested in early stage startups, only profitable startups who need partner to scale the business. Currently, they only have one portfolio company and it’s probably one of the most high profile tech company in Indonesia, Kaskus.us.

InvestIdea
Nothing much about this fund except that they have funded 3 startups : Kartumuu, Bistip and WhuzzNet. You can check out their website InvestIdea.net.

Nusantara Ventures
A Singapore-based fund set up as a joint venture between several companies, with Indonesia’s Bakrie Group and IDG Ventures as the major stakeholder. Nusantara Ventures just launched this year although it began operating since last year and focusing on later-stage companies with plans to scale globally.
Check out their website

Nusantara Incubation Fund
A private investment firm set up by media magnate and technologist Anindya Bakrie of Bakrie & Brothers in conjunction with Bakrie Groups’ BtelVision2.0 plan. It’s an US$10 million fund and they only invest in early stage startups with valuations between US$1-5 million. Fund managed by Shinta Dhanuwardoyo, Hasan Yahya and Erik Meijer, and so far they haven’t announced any portfolio.
Check out their website

Bandung Ventures
It’s pretty obvious that these guys are focusing on investing Bandung-based startups, and that’s because they claim to have deep links with Bandung Institute of Technology who has been producing high quality engineers. Bandung Ventures is managed by Jeff Paine from Battle Ventures and Colin Gan.
Bandung Ventures makes seed-stage investments in the ecosystem of creative innovation in and from Bandung. They want first money in, and the typical investment size is US$1,000-10,000. They also plan to invest as part of a syndicate of angels and early stage funds. So far, no portfolio.
Check out their website

Raja Capital
Founded in 2011, Raja Capital is one of the early Indonesian-based venture capital that specializes in seed stage, early stage, and growth stage investments in three main sectors: the Internet, mobile technology, software technology. Fund managed by Gunther M. Tampubolon, Ibnu Magda and Estu Larasati.
Check out their website

Ideosource
Founded by ex-Plasa.com CIO, Andi S Boediman and managed by several influential people in the tech, marketing, and telco industries in Indonesia. They’re a US$5 million fund with focus on seed investment and incubation programs for all their companies. They launched end of June 2011 and currently have event management startup, eEvent, under their umbrella.
Check out their website

Jakarta Founder Institute
Essentially an intense single semester business school for entrepreneurs to help shape, accelerate, and launch their ideas, projects, or companies by the end of the course.
Inaugural semester is scheduled to begin in October 2011 with SF Founder Institute graduates Sanny Gaddafi, and Novistiar Rustandi as directors along with Andy Zain from Mobile Monday Indonesia. Mentors include Andi S. Boediman (IDS, Ideosource), Batara Eto (Mixi, East Ventures), Izak Jenie (Jatis, Nexian), and many more.
Read more on their website

Project Eden
Backed by Jardintech Capital, is run by some of the most influential people in Indonesia’s digital marketing scene and startuplokal community. Project Eden claims to be Indonesia’s first tech startup accelerator, but they haven’t announced any deals just yet.