Friday, October 11, 2002

Brand Insight vs Consumer Insight discussion

posted at Marketing Club mailing list

Hani Susilo Handoyo

Brand Meaning


To give meaning to a brand, it's important to create a brand image and establish what the brand is characterized by and should stand for in customers' minds. Brand meaning can be broadly distinguished in terms of more functional, performance-related considerations vs. more abstract, imagery related considerations. These brand associations can be formed directly from a customer's own experiences and contact with the brand through advertising or some other source of information (e.g., word of mouth). Performance. The product is the heart of brand equity. It is the primary influence of what consumers experience, what they hear about, and what the firm tells customers about the brand. To create brand loyalty and resonance, consumers' experiences with the product must meet, if not surpass, their

expectations.

Brand performance is the way the product or service attempts to meet customers' more functional needs. It refers to the intrinsic properties of the brand, including inherent product or service characteristics.


The performance attributes and benefits making up functionality will vary by category. However, five important types of attributes and benefits often underlie brand performance.
Primary characteristics and supplementary features:
  • Product reliability, durability, and serviceability
  • Service effectiveness, efficiency, and empathy
  • Style and design
  • Price
Brand performance transcends just the "ingredients" that make up the product or service to encompass aspects of the brand that augment these ingredients. Any of these different performance dimensions can help differentiate the brand.

Imagery. Brand meaning also involves brand imagery, which deals with the extrinsic properties of the product or service, including the ways the brand attempts to meet customers' more abstract psychological or social needs. Four categories of brand imagery stand out:
  • User profiles--the creation of a profile or mental image of users or idealized users based on brand imagery.
  • Purchase and usage situations--the formation of associations of a typical purchase situation may be based on type of channel, specific store, ease of purchase, or associated rewards.
  • Personality and values--the assignment of a personality to a brand, which Aaker describes in five dimensions: sincerity, excitement, competence, sophistication, and ruggedness.
  • History, heritage, and experiences--the creation of brand associations based on their past and certain noteworthy events in the brand history ........
http://www.hamiltonco.com/features/newsletter/enews022802/KellerSummary.html



Andi S. Boediman
Ini kata-kata Bill Bernbach, salah satu advertising man terbesar:
"At the heart of an effective creative philosophy is the belief that nothing is so powerful as an insight into human nature, what compulsions drive a man, what instincts dominate his action, even though his language so often camouflages what really motivates him. For if you know these things about a man you can touch him at the core of his being."
- Truth, Lies & Advertising - Jon Steel

Gampangnya, insight adalah 'isi hati' dari seseorang, yg mendorong ia melakukan sesuatu. Bukan apa yg ia ucapkan, tetapi yg ia rasakan dan lakukan. Dengan melakukan studi terhadap perilaku target market, kita bisa melakukan komunikasi hingga ke subconcious level, mis dlm contoh iklan Sampoerna Ijo adalah orang Indonesia adalah masyarakat guyub yg seneng
ngumpul, dalam contoh iklan Axe adalah cowok sebenarnya suka kalo didekati cewek.

Thursday, October 10, 2002

Sejarah dan Profil Tim mwmag

Source: Arsip MWMag


Tahu-tahu sudah setahun. Itulah mwmag. Majalah yang dibagi-bagikan pertama kali Oktober 2001 pada sebuah seminar Flash di Jakarta ini telah sampai pada edisi kedelapan di bulan Oktober 2002. Sesungguhnya, di edisi-edisi awal kami pengurus mwmag bahkan tidaklah yakin apakah media yang satu ini akan bisa bertahan hingga setahun. Tapi syukurlah, sambutan pembaca cukup baik. Edisi demi edisi, meskipun awalnya tidak bisa rutin per bulan, berhasil disiapkan dan diterbitkan hingga edisi yang sedang Anda baca ini.

Pada kesempatan kali ini pula, kami ingin berbagi sedikit cerita mengenai sejarah mwmag, memperkenalkan para anggota tim mwmag, rubrik-rubrik yang ada, serta rencana ke depan. Semoga tidak membosankan. Kalau memang bikin ngantuk, lewati saja.

Sejarah

mwmag terbentuk setengah tidak sengaja dan diwarnai sebuah kasus. Berikut ini ringkasan ceritanya, menurut pengakuan para anggota tim yang masih mengingatnya.

Toekangweb. Tersebutlah seseorang bernama Steven Haryanto. Di akhir tahun 1999, Steven bekerja di sebuah perusahaan portal di Jakarta bernama Satunet.com sebagai programer. Di waktu itu pulalah Steven sempat bertemu dengan Doni “Toekangweb” Yudono. Doni adalah pendiri dan pengurus toekangweb.or.id. Sejak pernah menulis dan menerbitkan bukunya sendiri, apalagi setelah melihat dan terlibat dengan majalah Infolinux, Steven memiliki keinginan membuat majalah komputer yang agak berkiblat ke dunia pemrograman dan Internet. Bahkan ketika bertemu Doni, Steven sudah memiliki ancer-ancer siapa yang bisa dimintai modal. Sayang, Doni nampaknya tidak tertarik dengan media kertas ataupun ide “majalah Toekangweb”. Dari hasil omong-omong informal, nampaknya Steven harus mengurungkan dulu niatnya ini. Lagipula, pekerjaan di Satunet cukup membuat sibuk.

Master Web. Awal 2001, seiring dengan berakhirnya booming dotcom, Steven berhenti dari Satunet dan memutuskan bekerja freelance dari rumah untuk sementara waktu. Kontak email dan chatting tak sengaja dengan Dhiar Lukito Adhi, pemilik situs master.web.id, membawa kesepakatan kerjasama antara kedua belah pihak. Steven dan Dhiar setuju untuk membuat sebuah majalah bernama Master Web “suatu hari nanti” atau “dalam waktu yang tidak terlalu lama”. Sayangnya, soal modalnya dari mana belumlah jelas.

Kilkbca. Latar belakang terbentuknya mwmag sedikit banyak terkait dengan insiden “Situs Plesetan Kilkbca”. Di akhir tahun 2000 sewaktu Steven masih bekerja di Satunet, layanan Internet Banking BCA, www.klikbca.com, mulai diperkenalkan meskipun belum dilaunch besar-besaran. Anehnya, situs yang dipakai menggunakan domain .com, tidak seperti situs Internet Banking bank-bank sebelumnya yang menggunakan .co.id. Setelah membaca sebuah laporan di Slashdot mengenai situs plesetan www.paypal.com, Steven pun berpikir apakah benar jumlah orang tersesat akan bisa banyak. Sebab dari pengalaman pribadinya mengetikkan ribuan URL berbagai macam situs, rasanya kok belum pernah tersesat. Bahkan keberadaan plesetan seperti yaho.com atau infosek.com diketahui lewat artikel, bukan dari terakses tak sengaja. Namun untuk iseng-iseng, Steven membeli beberapa domain .com. Domain-domain ini tak pernah dipakai atau bahkan dipasang di server hosting manapun, sampai suatu hari di bulan Juni Steven dan Dhiar sempat bertemu di Bandung. Sambil ngobrol, domain-domain ini pun sempat disinggung dan teringat kembali. Iseng-iseng lagi, Steven pun memasang domain-domain ini di sebuah server sambil menempelkan halaman depan login KlikBCA dan sebuah skrip CGI kecil untuk menerima informasi loginnya. “Siapa tahu dalam 1–2 bulan kita bisa mengumpulkan beberapa puluh informasi account nyasar dan kita bisa memuat sebuah artikel kontroversial yang membahas hal ini di edisi pertama majalah (kalau memang nanti terbit),” begitu kira-kira pemikiran naif Steven dan Dhiar di awal Juni 2001.

Ternyata yang terjadi sedikit berbeda. Hanya dalam waktu 36 jam, telah terkumpul lebih dari 140 user id dan PIN pengunjung nyasar. Dua hari setelah situs plesetan online, sudah muncul posting di milis toekangweb@yahoogroups.com dari seseorang yang mengetahui dan melaporkan hal ini, disertai tuduhan terhadap Steven. Steven dan Dhiar segera memasang artikel di master.web.id yang menerangkan persoalan ini beserta detail cara-caranya. Esok paginya, bak api yang merembet, sudah banyak sekali milis yang ramai membicarakan dan saling memforward surat kaleng. Detik, Satunet, portal-portal lain, bahkan surat kabar melansir berita situs plesetan KlikBCA. Rumah Steven sibuk dideringi telepon, rata-rata telepon iseng dan ancaman. Kondisi nampaknya tak terkendali. Namun untunglah, selama beberapa minggu kemudian semuanya mereda.

Membuat undangan bagi publik. Karena merasa sudah kepalang tanggung, Steven dan Dhiar meneruskan mencari calon investor majalah dengan lebih serius. Namun karena dari beberapa teman/relasi yang dihubungi nampaknya tidak ada tanggapan positif, maka Dhiar memposting tawaran ke milis master.web.id tentang pendirian majalah. Ini mirip-mirip dengan cara yang dilakukan Infolinux sewaktu menawarkan saham majalahnya kepada komunitas Linux di milis-milis Indonesia. Dan sama seperti halnya Infolinux, beberapa respon pun berdatangan. Akhirnya bersama seorang rekan yaitu Ewing dan dua investor yaitu dari Pak Calvin Lukmantara dari PT Dotcom Indonesia dan Pak Andi S. Boediman dari Yayasan Digital Studio, didirikanlah PT Masterweb Media dengan modal awal tertulis Rp 500 juta di bulan Agustus 2001. Nama majalah yang dipilih untuk diterbitkan adalah “Master Web Magazine” dengan semboyan “Media Para Praktisi Internet” dan alamat situs mwmag.com.

Persiapan edisi pertama. Menyiapkan majalah, semua pun bersibuk ria. Steven dibantu oleh rekannya Ibeng membuat template layout di Indesign. Tim mwmag pun kemudian mencari penerbit, distributor, pembuat CD, dan menyiapkan hal-hal lainnya. Sampai saat tersebut, kantor mwmag masih menumpang di kantor tempat kursus Digital Studio yaitu di Jl. Cideng Barat. Belum ada staf full time yang direkrut—Steven bekerja dari Bandung sementara Dhiar dan Ewing dari tempatnya sendiri di Jakarta Barat.

Edisi pertama. Meski disertai berbagai kekurangan, edisi pertama akhirnya berhasil diluncurkan bersamaan dengan even Digital Studio yaitu pada seminar Flash tanggal 20 Oktober 2001. Tidak ada edisi mock up atau edisi 0, mwmag nekat langsung hadir dengan edisi berlabel “nomor 1” dengan iming-iming dua buah CD dan beriklan di Kompas.

Tiga edisi berikutnya. Edisi kedua menyusul di akhir Desember. Rencana semula untuk terbit bulanan belum bisa dipenuhi karena ternyata proses pembuatan film dan percetakan bermasalah. Sementara bulan Desember penuh dengan liburan—sehingga kantor-kantor pun tutup—mengakibatkan majalah yang rampung dicetak awal Desember baru bisa disebarkan akhir Desember sehari setelah Natal. Edisi ketiga dan keempat pun demikian, terbit Februari dan April. mwmag praktis terbit hanya dua bulan sekali.

Kemacetan. Selama edisi-edisi awal berjalan, ternyata masalah lain pun belum selesai. Pencarian staf, baik itu staf marketing, keuangan, layout, dsb, berjalan tersendat-sendat dikarenakan kesibukan semua staf mwmag lainnya. Akibatnya, di Jakarta perwakilan mwmag praktis tidak ada. Dan selain masalah editorial dan produksi, tidak ada yang menangani urusan mwmag lainnya dengan benar. Akhirnya, bulan April setelah edisi 4 selesai, kegiatan majalah hampir berhenti total kecuali meeting dan percakapan-percakapan para pendirinya di milis internal. Selama hampir 7 bulan beroperasi, mwmag memang harus berhenti dulu karena sebelumnya berjalan tidak normal. Tidak ada kantor. Tidak ada orang full time yang mengurus. Tidak ada manajer atau direktur atau finance. Yang ada hanyalah Steven yang bekerja secara remote mengurus konten majalah, Dhiar serta Ewing yang membantu-bantu soal pendistribusian majalah di Jakarta, dan staf customer care Digital Studio yang baik hati mau menjawab telepon pertanyaan manakala ada orang menghubungi kantor mereka di Jakarta.

Kas menipis karena siklus pengembalian uang dari distributor lambat, sementara mwmag harus membiayai biaya cetak edisi demi edisi. Para investor awal tidak mengekspresikan minat mereka untuk menyuntikkan dana lebih banyak ke majalah. Dhiar sempat mengusulkan bahwa agar biaya produksi menjadi murah, sebaiknya majalah ditipiskan menjadi 64 atau kurang dan dijual tanpa CD. Usulan ini ditolak mentah-mentah, karena berpotensi besar sekali menurunkan tingkat penjualan.

Indolinux. Akhirnya diputuskan bahwa yang sebaiknya dilakukan adalah mencari investor baru. Setelah beberapa kali pertemuan, di bulan Mei 2002 terjadilah kesepakatan dengan PT Indolinux Inti Media, yang akan membeli saham milik dua investor lama sebelumnya. Karena Indolinux pun sedang menyiapkan majalah juga (sebuah majalah Linux dengan target pembaca pemula), maka beberapa human resource bisa digabungkan. Akhirnya mwmag mendapatkan staf finance, customer support, layout, dan marketing. Kantor pun berpindah ke kantor Indolinux di Karawaci, Banten hingga sekarang, sementara Dhiar, Ewing, dan Steven tetap bekerja secara remote dari tempatnya masing-masing.

Tim

Dari berbagai sisi, menurut kami mwmag adalah majalah yang cukup unik. Dalam hal pemrakarsa, mwmag sepenuhnya datang dari kalangan praktisi dan bukan dari perusahaan penerbitan atau dari orang-orang berlatar belakang jurnalistik. Dalam hal tim dan pengerjaan, banyak sekali yang dilakukan secara remote. Bahkan banyak anggota tim yang belum pernah saling bertemu muka sekalipun dalam hidup mereka! Dan dalam hal kebijakan konten, mwmag masih relatif fleksibel, bebas, dan tidak wajib politically correct.

Berikut ini tim mwmag pada bulan Agustus 2002. Kadang-kadang terjadi perubahan anggota, jadi jangan kaget kalau waktu Anda membaca artikel ini sudah terjadi lagi perubahan susunan tim.

Steven Haryanto. Pencetus dan penggerak awal mwmag. Juga kepala redaksi mwmag. Aslinya seorang programer, namun sering juga menulis dan menerjemahkan. “Sepanjang tahun ini aktivitas koding saya benar-benar menurun drastis. Sejak mengurus mwmag, saya lebih banyak menghabiskan waktu menulis dan menulis dan menulis (dan menulis). Fiuh, capek! Tapi ada asyiknya juga sih.” Tahun ini juga tahun di mana badan Steven melebar secara signifikan.

Dhiar L. A. Pemilik merek “Master Web” (yang bermula dari situs portal master.web.id) dan salah satu penanam modal awal mwmag. Praktisi TI yang telah malang-melintang sejak pertengahan ’90-an. Dari staf marketing ISP, desainer, pengajar, juri, komikus, penjual kaos dan sertifikat, sampai CEO—semua sudah pernah dilakoninya. Maruk memang. Kegiatan terakhirnya adalah mengurus perusahaan web hosting lokal, Master Web Network (MWN).

Erwin Danuaji. Programer dan desainer Web yang masih betah bercokol di PT M-Web Indonesia, meski kini telah mulai merintis usahanya sendiri. Keterlibatan Ewing, nama panggilannya, di mwmag sebagai salah satu penanam modal awal adalah karena termakan bujuk rayu Steven. Rupanya tidak salah pilih, sebab penanam modal yang satu ini juga sempat rela menjadi tukang antar-kirim majalah!

Edy Liu. Pemimpin usaha. Pengusaha muda yang kepincut masuk dunia TI sejak tertarik pada BBS (dan kemudian Internet dan Linux). Di bawah bendera PT Indolinux Inti Media, Edy membeli mayoritas saham mwmag dari dua pemilik lama sebelumnya, dan kini memimpin perusahaan majalah ini. “mwmag dari edisi 1 sampai saat ini terpajang di dinding kantor saya,” begitu ujar pendiri dan pengurus Hackerlink dan toko online Indolinux ini.

Benny Chandra. Di mwmag saat ini Benny menjadi kontributor berita/artikel, pewawancara, serta pengasuh rubrik Pasteboard dan rubrik bisnis/hosting. Wong Suroboyo yang satu ini cerewet dan rewelnya minta ampun. Berikan 1 kalimat padanya dan dalam satu menit akan Anda dapatkan 5 pertanyaan sebagai balasan. Tunjukkan satu gambar atau URL maka akan dikembalikan komentar demi komentar, celoteh demi celoteh, kritik demi kritik. Karena itu, barangkali profesi yang cocok untuknya sebetulnya adalah menjadi juri.

Rini Nurul Badariah. Ibu muda yang satu ini rajin “berkeliaran” ke sana kemari. Mulai dari mengikuti berbagai milis, memasukkan naskah tulisan ke berbagai media, sampai menjadi instruktur sambil tetap kuliah! Bahkan saking asyiknya “berkeliaran” harddisk komputer pribadinya nampaknya kurang terurus—karena beberapa kali ia kehilangan data naskah. Di mwmag, Rini memegang rubrik Ekarir dan menjadi kontributor berita/artikel.

Jonriah Ukur. Pria berkumis dan berkacamata ini sehari-harinya dapat ditemui di kantor CBN Jakarta. Bukan, bukan berbelit kabel UTP dan mengutak-atik Cisco. Sejak CBN membuka divisi portal, Jonru—nama panggilannya—menjadi orang yang bertugas menyiapkan dan mengedit berita. Di mwmag, ia menjadi kontributor berita/artikel. Di waktu senggangnya, ia juga menulis cerita fiksi.

Erwin Susilo. Menjelang tenggat skripsi kuliahnya, pria yang satu ini malah ketiban tugas melayout dua buah majalah sekaligus: mwmag dan Indolinux. “Stres!” begitu ungkap Erwin di homepage pribadinya. Ternyata bukan cuman di webnya. “Dari tampangnya juga kelihatan kok,” begitu komentar salah satu rekan kerja Erwin di Indolinux. Semoga skripsimu sukses, Nak!

Roy Kurniawan. Pria kelahiran Surabaya yang satu ini mengaku manis dan ramah. Dan bukan hanya itu, Roy masih muda belia pula. Dan bukan hanya itu, Roy pun tidak secerewet rekan sekotanya Benny. Dan bukan hanya itu, Roy rajin pula dalam bekerja. Kadang-kadang malam hari masih saja mereply email pertanyaan seputar berlangganan/pembelian majalah. Makanya amat diherankan kalau ada gadis yang memutuskan cintanya baru-baru. Oh, sedihnya.

Jaksa Utama. Kalau ada orang yang paling dibenci oleh para penulis di mwmag, barangkali pria gempal inilah orangnya. Bukan apa-apa. Beberapa edisi ke belakang memang kas mwmag masih agak-agak seret karena sisa-sisa hutang, sehingga sebagian pembayaran honor artikel harus direschedule layaknya hutang negara. Tak kepalang tanggung para penulis pun protes keras. Padahal, kasihan lho pengurus finance mwmag ini. “Susah nih ngatur kas mwmag,” keluhnya.

Iwan Saputra. Di mwmag, Iwan bertugas sebagai copy editor akhir, membantu mengepas-ngepaskan artikel ke halaman majalah dan mengecek layout sebelum dikirim ke percetakan. Iwan juga saat ini bertindak kepala editor sebuah majalah Linux bernama Indolinux. Karena terlalu malu berpose di depan sang pembuat karikatur, maka wajah yang tampil di Gambar 1 hanyalah rekaan semata.


Fig 1. Tim mwmag Agu 2002 (1=Iwan, 2=Oyasu, 3=Deddy, 4=Jaksa, 5=Rini, 6=Erwin, 7=Roy, 8=Steven, 9=Edy, 10=Ewing, 11=Dhiar, 12=Benny, 13=Jonru)

Deddy Sugiyanto. Sehari-hari Deddy menjadi tukang tawar dan tukang tagih bagi Indolinux dan mwmag. “Kadang enak, meeting dari lobi ke lobi hotel. Tapi kadang tak enak, seharian makan macet dan melototin jalan.” Apalagi karena kantor majalah ada di luar Jakarta. Karena itulah, staf marketing dan pengembangan bisnis yang satu ini tak pernah tertangkap oleh sang pembuat karikatur. Wajah yang tampil di Gambar juga hanyalah rekaan semata. Jangankan itu, sebagian anggota tim yang remote masih bertanya-tanya apakah orang ini benar-benar ada atau rekaan semata.

Goklas Teguh Sujiwo. Alias Oyas alias Oyasu. Gambar-gambar komik dan karakter Benhill di mwmag adalah buah tangannya. Sehari-hari pria ini memang melukis, mensketsa, dan berkomik ria. Bulan-bulan sibuknya adalah seputar pelaksanaan Pekan Komik Nasional. Bekerja dari rumahnya di Bandung, tentu saja ia tidak pernah berjumpa dengan para staf mwmag lainnya. Jadi lagi-lagi, wajahnya di Gambar hanyalah rekaan—meskipun rekaannya kali ini lebih akurat, janji sang pembuat karikatur yang mengaku sering bertemu dengan Oyas.

Edisi

Tahun pertama ini mwmag telah hadir dalam delapan edisinya (rencana semula tentu saja 12, namun yang 4 dikorupsi). Berikut ini ringkasan edisi-edisi tahun pertama.

Edisi 1, Flash. Okt 2001. Desain sampul oleh Dhiar. Laporan utama oleh Steven. Artikel a.l. oleh MDAMT, Zeembry, Didik Wijaya, Satya Gumilang. Edisi perdana ini cukup menghebohkan. Berkat beriklan di Kompas, membagikan majalah gratis ke 300 peserta seminar Flash di Jakarta, dan berkat dukungan komunitas online master.web.id (MWI), majalah ini laris dan dicari-cari. Bahkan karena majalah tidak masuk ke banyak gerai Gramedia dan Gunung Agung, hari-hari setelah terbitnya mwmag milis MWI penuh dengan posting-posting seperti “di mana ya saya cari majalah Master Web?” atau “kok di sini/di situ tidak ada?” ketimbang posting yang mendiskusikan isi majalah. Edisi pertama ini hadir dengan cacat utama, yaitu penjilidan yang jelek sehingga lembaran majalah mudah terlepas-lepas. Puluhan email protes dan keluhan membanjiri mailbox redaksi mengenai masalah ini. Banyak yang memuji atau salut dengan edisi pertama ini, namun ada pula yang mencibir atau mengkritik habis-habisan. Komunitas desainer di designfaculty.com misalnya, menyebutkan majalah ini “konsepnya salah” dan “tak lebih dari kliping”—dikarenakan lembarannya yang lepas-lepas dan banyak halaman yang cetakannya hitam putih (untuk mengirit biaya produksi). Ironis memang, sebab edisi pertama ini tentang Flash, yang mana seharusnya hingar-bingar dengan warna. Namun semua kritik dan masukan kami terima dengan hati lapang. Toh itu semua menunjukkan bahwa ada yang peduli.

Edisi 2, PHP. Des 2001. Desain sampul oleh Dhiar. Laporan utama oleh Steven. Artikel a.l. oleh MDAMT, Bernaridho Hutabarat, Argo Wibowo, Eris Ristemena. Edisi kedua adalah edisi “serba terhimpit”. Di tengah-tengah dua hari raya Idul Fitri dan Natal, tim mwmag yang belum berpengalaman tidak bisa mengatur jadwal. Akibatnya, majalah yang inginnya keluar awal Desember baru bisa terdistribusikan tanggal 26 Desember. Selain toko buku dan kantor tutup, orang-orang pun pergi berlibur atau pulang kampung sehingga mwmag02 ini seolah hadir sembunyi-sembunyi. Bulan Januari barulah orang mulai membicarakannya. Lagi-lagi cetakan mwmag tidak begitu baik, sehingga lembarannya masih mudah lepas. Sebuah kesalahan yang cukup memalukan karena terulang.

Edisi 3, Pornografi. Feb 2002. Desain sampul oleh Pitra Satvika. Laporan utama oleh Steven. Artikel a.l. oleh Dody Suria Wijaya, Eris, Pupung Budi Purnama, Yohanes Nugroho. Edisi ketiga kembali menghebohkan dengan antara lain membahas tren pornografi di Internet, mewawancarai satulelaki.com dan nonamanis.com, serta gila-gilaan dengan memasang gambar sampul wanita telanjang, iklan pria telanjang, dan judul-judul artikel yang innuendo. Tak urung banyak pihak yang memprotes penampilan mwmag seperti demikian. Menurut Steven, “di topik pornografi tersebut mwmag tidak mengambil keputusan untuk beropini mendukung atau mengutuk pornografi” sehingga beberapa pembaca mengutarakan keberatannya. mwmag03 ini sempat diwarnai banjir di Jakarta sehingga proses pembelian kertas percetakan terlambat.

Edisi 4, Database Open Source. Apr 2002. Desain sampul oleh Steven. Laporan utama oleh Steven. Artikel a.l. oleh Edwin Pratomo, Dody, Erwin Kodiat, Ari Hermawan. Setelah disindir berkali-kali oleh pembaca mengenai keterlambatan terbit, mwmag mencoba terbit tepat sebulan setelah edisi Feb. Namun apa daya, percetakan lambat sekali mengolah majalah kali ini sehingga baru sekitar 3 minggu setelah naskah masuk, majalah selesai dicetak. Juga, setelah penjilidan agak membaik di edisi sebelumnya, ternyata kesalahan percetakan terulang kembali di edisi 4. Lembaran-lembaran halaman mudah terlepas lagi. Akhirnya diputuskan mwmag tidak akan mencetak di tempat percetakan lama lagi, berhubung kesalahan ini terus-menerus terjadi. Edisi 4 ini pun mengalami masalah lain yaitu banyak CD majalah yang tidak bisa terbaca.

Edisi 5, Tren Kursus TI. Jul 2002. Desain sampul oleh Steven. Laporan utama oleh Steven, Benny Chandra, Rini Nurul Badariah. Artikel a.l. oleh Pupung, Mohammad Rofiq, Andi S. Boediman. Edisi ini adalah yang pertama dibuat di bawah manajemen baru, layout baru, percetakan baru, dan disebarkan oleh distributor yang baru. Staf dan visi konten tetap sama, namun untuk membuat kesan segar gambar sampul memuat foto orang, layout diganti, serta font diganti agar lebih besar (karena memang sebagian pembaca sebelumnya mengeluhkan font teks yang terlalu kecil sehingga sulit dibaca). Rubrikasi pun diperjelas.

Edisi 6, Browser. Agu 2002. Desain sampul oleh Steven. Laporan utama oleh Steven. Artikel a.l. oleh Benny, Zeembry, Rini. Akhirnya, mwmag terbit tepat waktu! Edisi ini diwarnai kontroversi yaitu logo “666” yang merupakan permainan dari angka versi browser IE, Opera, dan Netscape. “666” memiliki konotasi religius, sehingga banyak kembali pembaca melancarkan protes.

Edisi 7, Gaji. Sep 2002. Desain sampul oleh Erwin Susilo. Laporan utama oleh Steven. Artikel a.l. oleh Tedi Heriyanto, Eko Bono Suprijadi, Jonriah Ukur, Dody.

Edisi 8, Spam. Okt 2002. Desain sampul oleh Steven. Laporan utama oleh Steven. Artikel a.l. oleh Pupung, Andri Darmawan, Teddy Ismael. Yang Anda sedang baca di depan mata! Bagaimana tanggapan Anda? Kirimkan opini dan tanggapan ke feedback@mwmag.com.

Rubrik dan Kolom

Sebagai majalah yang sebetulnya tidak melulu pemrograman—mencakup juga desain, networking, dan sisi marketing/bisnis—serta tidak melulu Web—mencakup juga belahan Internet lainnya, mwmag hadir dengan berbagai rubriknya. Karena keterbatasan halaman maupun waktu para pengisinya, tidak semua rubrik dapat hadir dalam satu edisi. Berikut ini penjelasan tiap-tiap rubrik/kolom yang saat ini ada.

Tutorial. Dipandu oleh penulis tutorial masing-masing. Terletak di bagian belakang setiap edisi majalah. Menduduki hingga 30% porsi konten. Setiap artikel tutorial adalah bagian dari seri. Antara 4–5 buah tutorial tersaji di setiap edisi. Yang menjadi topik tutorial adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sisi teknis Internet, mulai dari desain, pemrograman, dsb. Saat ini seri tutorial yang sedang berjalan adalah Java, Python, Perl, Tipografi, VRML, Dreamweaver. Tutorial Photoshop, Actionscript (Flash), dan PHP saat ini ditunda dulu, menunggu penulis tutorialnya meneruskan seri mereka. Tutorial lain yang direncanakan adalah database/MySQL, C, dan Fireworks. Topik-topik lain pun terbuka kemungkinan. Jika Anda memiliki naskah yang kira-kira cocok dijadikan seri tutorial, hubungi koordinator rubrik di tutorial.dept@mwmag.com.

Ekarir. Diasuh oleh Rini Nurul Badariah. Visi rubrik ini adalah menjadi sarana pertukaran informasi dan pengalaman para karyawan TI. Kami menantikan artikel-artikel opini dari para pembaca sekalian mengenai seperti apa hidup dan bekerja di dunia TI, bagaimana pendapat Anda tentang masa depan pekerjaan TI di Indonesia, pengalaman Anda bekerja di perusahaan tertentu, dan isu-isu sejenis lainnya. Berminat menyumbangkan buah pikiran? Hubungi pengasuh rubrik di career.dept@mwmag.com.

Hack. Diasuh dan ditulis oleh Steven. Kolom ini sebetulnya bukan tutorial “cracking” atau cara “menjebol” sistem, seperti tutorial-tutorial hacking lainnya yang mungkin Anda jumpai di majalah lain. Melainkan, intisari kolom ini diambil dari makna kata “hack” sendiri, yaitu mengoprek atau bermain dengan sebuah program atau sistem. Nuansa kolom ini memang security, tapi pada dasarnya segala sesuatu yang berhubungan dengan “ngoprek” dan pemrograman dapat dibahas di sini. Memiliki saran atau masukan terhadap kolom ini? Kirimkan ke steven@mwmag.com.

Reksof. Diasuh oleh Steven. Singkatan dari “Rekayasa Software”, bahasan kolom ini mencakup isu-isu seputar desain software termasuk tip-tip koding, mulai dari tool modeling, pemilihan nama variabel, pengujian, gaya koding, arsitektur software, metodologi pengembangan, patterns, dsb. Tertarik menyumbangkan tulisan? Hubungi submission@mwmag.com.

Pasteboard. Diasuh oleh Benny Chandra. Pasteboard adalah tempat bagi mwmag untuk “menempelkan” situs-situs yang kira-kira menarik untuk Anda simak. Setiap bulannya pengasuh rubrik berjalan-jalan di Internet dan membeberkan oleh-olehnya di sini. Kalau Anda memiliki bookmark situs yang menarik, jangan ragu memberi tahu pengasuh rubrik di pasteboard@mwmag.com.

Ulasitus. Ditulis oleh kontributor masing-masing artikel. Rubrik ini adalah tempat mengulas sebuah situs dari berbagai sisi. Biasanya yang diulas adalah usability, desain, dan kode HTML situs ybs, tapi sebetulnya segala macam sisi lain bisa diungkap. Yang kami harapkan adalah, mereka-mereka yang sering menggunakan sebuah situs, atau memiliki kesan tersendiri terhadap sebuah situs, dapat mengungkapkan analisis mereka di sini. Tertarik menyumbangkan tulisan? Kirimkan tulisan Anda ke submission@mwmag.com.

Ulasbuku. Ditulis oleh kontributor. Sama dengan Ulasitus, tapi untuk buku. Yang ingin mengirimkan ulasan buku dipersilakan mengemail submission@mwmag.com.

Tanding buku, Tanding situs, Tanding software. Rubrik-rubrik ini juga termasuk ke dalam golongan opini/review. Tapi, bedanya, yang direview dalam setiap artikel adalah dua atau lebih produk dalam kategori yang sama. Titik berat review adalah pada perbandingan satu produk dengan produk yang lain untuk berbagai aspek. Dan di akhir artikel, diberikan satu kesimpulan dari penulis produk mana yang menjadi “juara”. Peminat kontributor dapat mengemail submission@mwmag.com.

Bisnis. Diasuh oleh Benny Chandra dan Steven Haryanto. Rubrik ini mencakup artikel, opini, atau wawancara bisnis berbagai bidang Internet. Saat ini konten yang mendominasi adalah di bidang hosting, sesuai latar belakang para pengasuhnya. Namun di masa depan bidang-bidang bisnis Internet lain pun akan mendapatkan perhatian. Tertarik menyumbangkan artikel? Kirim ke business.dept@mwmag.com.

You Suck! Ditulis oleh kontributor. Rubrik yang satu ini menjadi perwakilan “aspirasi rakyat” atau “suara konsumen.” Setiap artikel mengungkapkan kekecewaan atau kemarahan terhadap entiti tertentu, baik itu vendor, situs, produk, atau layanan lain. Khusus untuk rubrik ini saja, dipersilakan menggunakan tata bahasa gaul (agar akrab) atau kata-kata yang kasar (untuk mengekspresikan kemarahan). Sampai batas tertentu, artikel akan tetap diedit/disensor. Rubrik ini adalah sepenuhnya ekspresi pendapat dari penulis dan bukan dari mwmag. Tertarik menyumbangkan artikel? Email submission@mwmag.com.

Strip komik Benhill. Cerita oleh Steven. Gambar oleh Oyasu. Benhill menceritakan sekelompok anak muda yang semuanya bergerak di bidang TI dan berbagi iuran kontrakan di sebuah rumah di daerah Bendungan Ilir, Jakarta. Ada Desi yang jadi desainer web di firma desain bernama “Sumatran Tiger” di bilangan Sudirman. Ada Alfian, bayi sehat rekan sekerja Desi yang suatu hari bercita-cita menjadi konglomerat. Ada Feri, staf marketing 30-an di sebuah perusahaan portal. Ada Wibi, programer ceking dan fanatik Linux yang bekerja di rumah dan sering membantu temannya Edo. Dan Edo, lulusan SMA yang kini berusaha hosting dan membuka warnet di rukonya di Pecenongan. Seperti diisyaratkan oleh strip komik edisi kali ini, Wibi sebetulnya bi dan menyimpan obsesi terhadap kumis, badan tegap, dan keidiotan Feri. Hanya saja, Wibi belum pernah mau jujur mengakui obsesinya tersebut. Punya masukan atau komentar untuk komik Benhill? Kirim ke benhill@mwmag.com.

Benhill (Bedakan dengan strip komik Benhill). Diasuh dan ditulis oleh Steven. Rubrik ini berorientasi kepada pemula dan di setiap artikelnya berusaha menjelaskan konsep-konsep dasar Web terutama seputar pemrograman. Dikemas dalam gaya fiksi, yaitu dengan karakter-karakter komik Benhill, dan menggunakan kalimat yang nonformal agar mudah dicerna. Pernah tahu atau baca howstuffworks.com? Visinya kurang lebih seperti itulah. Artikel pertama Benhill hadir di edisi kali ini, “def spam”. Ingin rubrik ini membahas pertanyaan-pertanyaan Anda? Kirimkan ke benhill@mwmag.com.

Rubrik-rubrik lain. Artikel desain dan usability. Artikel pemrograman umum. Opini dan Berita Umum. Berita Bisnis. Wawancara. Semua rubrik ini menerima kontribusi dari pihak luar. Peminat dipersilakan mengirim email ke submission@mwmag.com.

Rencana dan Harapan Ke Depan

Hari esok, siapa yang tahu? Apa saja bisa terjadi, dan hanya yang di atas yang bisa menentukan, namun inilah beberapa rencana kami untuk tahun kedua.

Visi: konten bagi praktisi. mwmag pertama diterbitkan dengan visi menjadi media bagi para praktisi Internet. Artinya, mwmag ingin menjadi sarana pertukaran informasi dan pengalaman bagi desainer web, programer web, sysadmin, dan praktisi di bidang lainnya seperti Internet marketing, database, usability, portal, bisnis, dsb. Menurut kami, sebagian hal ini telah tercapai antara lain dengan rubrik Bisnis & Hosting dan lewat rubrik Ulasitus. Untuk selanjutnya kami tetap mengharapkan adanya materi-materi berupa opini atau ulasan yang dikemukakan oleh para praktisi Internet yang memang menguasai bidang bahasannya.

Tutorial. Bagi sebuah majalah profesi dengan visi seperti mwmag, yang menjadi konten utama seharusnya adalah artikel tingkat lanjut, opini, dan esai. Namun tak dapat disangkal, banyak pembaca mwmag yang juga adalah pemula maupun hobiis. Sejak edisi pertama, tutorial dasar berseri (yang letaknya di bagian belakang majalah itu) menjadi salah satu rubrik yang paling banyak disukai dan dibaca. Karena itu untuk ke depannya, porsi tutorial akan tetap dijaga cukup banyak untuk membantu para pemula. Bahkan, mwmag pun memperkenalkan rubrik baru bernama Benhill (bedakan dengan komik Benhill) yang pada intinya akan menjelaskan konsep-konsep dasar pemrograman Internet dalam gaya bercerita. Contohnya artikel “def spam” di edisi kali ini. Nantikan kehadiran artikel lainnya di edisi-edisi mendatang.

Desain dan pemrograman. Pada dasarnya mwmag saat ini masih lebih berkiblat ke arah pemrograman. Ini salah satunya juga karena kepala redaksi mwmag saat ini, Steven, berlatar belakang seorang programer. Namun di kemudian hari, mwmag berharap akan meningkatkan porsi desain agar lebih seimbang dengan pemrograman. Dengan bantuan tim dari BabaFlash.com, konten yang membahas Flash akan coba dihadirkan secara teratur di setiap edisinya. Mulai edisi 8 ini kami juga menghadirkan seri tutorial Dreamweaver (dan nanti disusul dengan Fireworks). Tutorial Photoshop akan diusahakan dilanjutkan dalam waktu dekat. Namun pemrograman bukannya akan diusir jauh-jauh dari mwmag. Steven akan tetap melanjutkan rubrik Hack dan Reksof dari waktu ke waktu. Eris secara regular tetap menulis artikel PHP. Tutorial pemrograman pun akan terus hadir.

Rencana topik utama edisi-edisi mendatang. Di antara topik yang telah kami pertimbangkan dan rencanakan untuk dibahas di edisi-edisi mendatang (meskipun belum dijadwalkan dengan pasti) antara lain adalah: XML, Java, .NET, pembayaran online (kartu kredit), Internet Banking, Firebird 2, Perl 6, Ruby, dan Zend 2. Masukan pembaca tetap kami nantikan dalam hal ini; silakan email kami di feedback@mwmag.com.

Ucapan Terima Kasih

Pada akhirnya, kami dari PT Masterweb Media dan PT Indolinux Inti Media juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung mwmag. Kepada mereka yang sempat bergabung di tim editor awal secara remote, a.l. Ady Permadi, Anto Motulz, Boy Avianto, Dhika, Doni, Edwin Pratomo, Elfan, Erwin Kodiat, Firmansjah Saftari, Hasanuddin Tamir, Ibeng Judistira, Ivan Lanin, Jimmy, MDAMT, Mochamad Yusuf, Owo Sugiana, Priyadi Iman Nurcahyo, T.A. Coen, Zeembry. Maaf kalau ada yang terlewatkan. Meski pada akhirnya tidak ada kelanjutan kiprah di mwmag, barangkali di lain waktu kita dapat saling berkolaborasi lagi. Demikian juga kepada mereka-mereka yang telah sempat terlibat sebagai staf mwmag. Terima kasih atas kerja kerasnya.

Terima kasih juga kepada mereka yang disebutkan berikut ini. Kepada Bpk Andi S. Boediman dan Calvin Lukmantara, dua penanam modal awal yang juga telah banyak memberikan masukan dan nasihat. Kepada majalah Komputeraktif! yang sempat memuat berita tentang kemunculan mwmag. Kepada Bpk Effendy Kho dari InfoLINUX atas beberapa masukan dan iklan gratisnya. Kepada Bpk Purwaluyo dari PT Obor, Bpk Heng Kiat, Bpk Arief, dan Ibu Maria di CV Mujur, Ibu Dina di Ideastore, Bpk Suhendra dan Ibu Wong di PT Takdir, Ibu Tity di Dotcom Indonesia, Ibu Fitry dan staf Digital Studio lainnya, Pak Harsono di Sanur Online, Bpk Andy Luhur, Bpk Ponti. Kepada para narasumber/subjek wawancara. Kepada para kontributor artikel, ilustrator, pengirim berita/tips, pengisi survey.

Terima kasih kepada Ramah Handoko atas karikatur tim mwmag.

Dan terakhir tapi tak kalah penting, kepada pembaca setia di mana pun Anda semua berada. Mari kita tumbuh, belajar, dan berkembang bersama—sambil menjadikan dunia praktisi Internet Indonesia lebih baik!