Tuesday, September 22, 2009

Naked News on @jokoanwar


What is the cheapest way to get a follower on Twitter? Simple! Go naked and tweet them on Twitter. That's what Joko Anwar says. For some of you who doesn't know Joko, he is the actor and screenwriter for Janji Joni.



In a matter of hours, all the tweeps in Indonesia really tweet about this and you got it Joko! Be careful with what you wish for ....




A quick check on Trendmap at this moment shows all the trending topics in Jakarta is about this tweet. #Circle K is where Joko getting naked, number of tweets mention about #3000 thousands followers, some mention #5000.

So, to become instant celebrity is getting naked on Twitter. Shall we....

Update on Wednesday 23 September



As promised, at Circle K, shopping and naked, and everybody enjoy the show through Twitter.

And his follower keep growing...numbering 17 thousands as I last checked...that's the payoff...

Saturday, September 12, 2009

How Engineers Create Digital Business

09 July 2009 | 16:28

Ikatan Alumni ITB menyelenggarakan Workshop How Engineers Create Digital Businesses. Kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu 4 Juli 2009 di Gedung Research Development Center Telkom menampilkan tiga orang pembicara, yaitu Andi S. Boediman  CIO PT. Metranet, Eka N. Ginting CEO PT. Indo.com , dan Widi Nugroho Kepala Content & App Task Force PT. Telkom.
Kegiatan dibuka oleh Rinaldi Firmansyah, Ketua Bidang Pelayanan & Hubungan Alumni. Dalam sambutan pembukaannya Rinaldi menyampaikan bahwa Workshop ini merupakan seri pertama dari rangkaian program Engineer Guide Series yang diselenggarakan oleh Bidang Pelayanan & Hubungan Alumni PP IA-ITB. “Engineer Guide Series ini saya ambil dari kata Schaum Series, buku kalkulus lengkap yang dipakai semasa kuliah di ITB”, kata Rinaldi.
Workshop yang terdiri dari tiga sesi ini berlangsung selama 3,5 Jam dengan moderator Joddy Hernady, Ketua Departemen Pelatihan dan Pengembangan Alumni PP IA-ITB.
Sesi pertama disampaikan oleh Andi S. Boediman, dengan materi Digital Creativity That Changed the World. Dari judulnya saja, materi ini sudah memukau, dan terbukti penyampaian Andi mampu memukau peserta. Pada sesi ini Andi menyampaikan hal-hal yang bersifat fundamental atau mendasar mengenai bisnis digital dan bagaimana bisnis digital telah mengubah dunia terutama dalam hal jaringan. “Jaringan adalah hal yang penting buat kesuksesan seseorang”, kata Andi. Andi menyampaikan juga:  “semakin luas jaringan kita, semakin besar peluang kita untuk sukses. Sebagai alumni yang menyandang nama ITB, anda diuntungkan. Karena itu tidaklah mengherankan kalau banyak perusahaan besar menjadikan alumni ITB sebagai karyawannya”. Tapi, ada satu hal jauh lebih penting yaitu who knows you? Semakin banyak orang kenal anda, semakin luas jaringan anda. Contoh terbaru adalah Manohara dan Rani Juliani”, tegas Andi.


Sesi kedua oleh Eka Ginting, dengan materi Indo.com: Digitalpreneurship case study. Untuk melengkapi sesi satu, dalam sesi kedua ini Eka menceritakan studi kasus bisnis digital, yaitu perjalanan bisnis Indo.com yang didirikannya. Indo.com merupakan perusahaan e-travel pertama di Indonesia. Eka menceritakan tentang bagaimana proses dia mendirikan dan menjalankan perusahaan ini, yang katanya berdarah-darah. Memang tak ada bisnis yang mudah. Sesi kedua ini memberikan gambaran yang lebih detil tentang seluk beluk bisnis digital atau disebut dengan digitalpreneurship. Eka juga menambahkan bahwa peluang bisnis digital di Indonesia masih sangat terbuka. Namun tantangan terbesarnya adalah bagaimana mencipatkan ecosystem yang mampu mendukungnya. Broadband access, Payment System, Financing dengan venture capital dan exit strategy seperti IPO di Negara maju untuk perusahaan-perusahaan sejenis ini merupakan bagian penting dalam ecosystem bisnis digital ini, paparnya.


Sesi ketiga oleh Widi Nugroho, dengan materi INDIGO Fellowship 2009. Sesi ketiga merupakan sesi penutup yang mengurai tentang solusi pendanaan dan marketing bagi para peminat bisnis digital. Indigo Fellowship merupakan inisiatif PT Telkom untuk menumbuhkan industri kreatif digital di Indonesia. Fellowship ini diberikan kepada perorangan maupun kelompok dengan usulan kegiatan yang memiliki nilai ekonomis. Telkom akan memberikan bantuan “hibah” dan fasilitas sesuai kebutuhan dengan nilai maksimal sebesar 50 juta rupiah.



Walaupun kegiatan berlangsung cukup singkat dan dilaksanakan di pagi hari kota Bandung yang dingin, tapi sangat efektif dan mampu membakar semangat peserta, sampai-sampai salah seorang peserta mengucap kata “WOW”.

Acara yang diikuti oleh 90 orang peserta baik dari Alumni ITB, mahasiswa ITB maupun umum, didukung penuh oleh PT Telkom.

Mencermati Perilaku Masyarakat di Era Digital

Source: Unpad
Laporan oleh: Erman
[Unpad.ac.id, 2/06] Teknologi telah semakin berkembang, begitu pun dengan teknologi media. Perkembangan teknologi ini juga membawa dampak terhadap perubahan perilaku masyarakat dalam pemanfaatan  media massa, dan pada akhirnya juga merubah pola pemasaran yang efektif di era digital seperti saat ini.

Andi S. Boediman (Foto: Dadan T)
 Andi S. Boediman dan Shinta W. Dhanuwardoyo (Foto: Dadan T)
Itulah salah satu benang merah yang terungkap dalam seminar bertema ”Print is Dead! The Rise of Digital Marketing” yang menghadirkan pembicara Direktur Digital Studio, Andi S. Boediman, dan CEO Bubu.com, Shinta W. Dhanuwardoyo di Ruang Serba Guna Gedung Lama Rektorat Unpad, Bandung, Selasa (2/06). Seminar dibuka oleh Kepala UPT Humas Unpad, Weny Widyowati, dan dihadiri sekira 200 mahasiswa.

”Sekarang ini jamannya digital. Bahkan penjualan compact disc saat ini pun sudah ’habis’, sekarang era mp3 dan ring back tone (RBT). Kelompok musik Samsons dari Indonesia punya penjualan RBT paling tinggi di dunia, game online banyak digandrungi, belanja online juga,” ujar Andi.
Lebih lanjut Andi mengatakan, kini banyak perusahaan yang cenderung memilih media pemasaran digital daripada media pemasaran era sebelumnya seperti print, radio, serta televisi. Selain  sesuai dengan gaya hidup masyarakat saat ini, iklan melalui media digital juga memungkinkan untuk ditelusuri efektivitasnya secara detail.

”Kalau lewat radio atau TV, kita tidak bisa melakukan tracking. Sementara iklan lewat media digital, seperti internet, bisa ditrack dengan jelas, berapa pengunjungnya, darimana asalnya. Itulah salah satu kelebihan iklan online,” ujar Andi.

Hal itu juga ditegaskan oleh Shinta W. Dhanuwardoyo, CEO of Bubu.com. Menurut Shinta, internet telah mengubah cara konsumen berkomunikasi.  ”Jika melalui media massa cetak,  billboard, serta TV, bentuk komunikasi pemasaran biasanya bersifat satu arah, sementara digital marketing bisa bersifat interaktif,” ujar Shinta, sambil mencontohkan situs jejaring sosial Facebook juga merupakan salah satu bentuk personal digital marketing.

“The Rise of Digital Era” adalah juga tema pelaksanaan Bubu Awards tahun ini. Bubu Awards merupakan ajang kompetisi nasional bidang kampanye digital yang telah memasuki pelaksanaan tahun ke-6. Seminar ini, yang selain diadakan di Unpad juga diselenggarakan di beberapa kampus lain, merupakan salah satu rangkaian kegiatan Bubu Awards yang bertajuk “Road to BubuAwards, The Rise of Digital Era V.06″. Salah satu kategori yang diperlombakan dalam Bubu Awards adalah Education Category yang menilai penampilan website universitas dan lembaga pendidikan pada umumnya. *

Sunday, September 06, 2009

Indonesia Media & Celebrity Twitter List

Red is my personal favorite.

To suggest, just write on the comments below

Twitter Media

@KerjaKreatif Kerja Kreatif
@HariBatik Hari Batik



Media

@tweetdetik Detik.com 
@987Genfm Gen FM
@1031Genfmsby Gen FM Surabaya
@inilahdotcom Inilah.com
@inserttranstv Insert
@istarafm Istara FM
@thejakartaglobe Jakarta Globe
@jakpost Jakarta Post
@kaskus Kaskus
 @kompasdotcom Kompas 
@antaranews Kantor Berita Antara
@swamediainc Majalah Swa
@Metro_TV Metro TV
@okezonenews Okezone
@Prambors Radio Prambors
@ UFMRadio  Radio UFM
@RollingStoneIna Rolling Stone Indonesia
@SCTV SCTV
@TRANSTV_CORP Trans TV
@tvOneNews TV One
@tempointeraktif Tempo Interaktif


Info

@infogempabmg Info Gempa
@infoll Info Lalu Lintas
@lewatmana Lewatmana
@TMCPoldaMetro Polda Metro Jaya
@timeoutjakarta Time Out Jakarta


Politics

@boediono Boediono
@politikana Politikana
@tifsembiring Tifatul Sembiring


Celebrity

@achachooey Acha Septriasa
@AdrieSubono Adrie Subono
@aichasoebandono Alyssa Soebandono
@agnezmo Agnes Monica
@andienaisyah Andien Aisyah
@andinieffendi Andini Effendi
@andharaearly Andhara Early
@Aritulang Ari Tulang
@ArieKuntung Arie Untung
@dagienkz Arie Dagienkz
@missayudewi Ayu Dewi
@BarryLikumahuwa Barry Likumahuwa
@bayuoktara Bayu Oktara
@BeckTum Becky Tumewu
@cathysharon Cathy Sharon
@csugiono Christian Sugiono
@CindyBernadette Cindy Bernadette
@CTinsert Cut Tary
@vjdaniel VJ Daniel Mananta
@davehendrik Dave Hendrik
@Devina1945MF DJ Delizious Devina
@demianilusionis Demian Aditya
@deelestari Dewi 'Dee' Lestari
@dewisandra Dewi Sandra
@desta80s Desta
@desianwar Desi Anwar
@rezerdewi Dewi Rezer
@endahnrhesa Endah N Rhesa
@ersamayori Ersa Mayori
 @fedinuril Fedi Nuril
@GlennFredly Glenn Fredly
@HediYunus Hedi Yunus
@Herfiza Herfiza Novianti
@hilbramdunar Hillbram Dunar
@birowo Indra Birowo
@indraherlambang Indra Herlambang
@indybarends Indy Barends
@irfanhakim Irfan Hakim
@ivybatuta Ivy Batuta
@iwetramadhan Iwet Ramadhan
@jokoanwar Joko Anwar
@lunmay Luna Maya
@lukmansardi Lukman Sardi
@lyravirna Lyra Virna
@marcellsiahaan Marcell Siahaan
@masayulembu Masayu Anastasia
@Maylaffayza Maylaffayza
@meisyasiregar Meisya Siregar
@Melanie_putria Melanie Putria
@melissa_karim Melissa Karim
@mieke_amalia Mieke Amalia 
@mirles Mira Lesmana
@mratuliu Mona Ratuliu
@oonpop Mochamad Fachroni
@tehniadinata Nia Dinata
@nina_tamam Nina Tamam
@novariyanti Nova Riyanti Yusuf
@novitaangie Novita Angie
@oomleo Narpati Awangga
@SiOdie Odie Astadi
@pandji Pandji Pragiwaksono
@praburevolusi Prabu Revolusi
@rahmahumayya Rahmah Umayya
@radityadika Raditya Dika
@RaAzhari Rahma Azhari
@ToborXes Randy Danistha
@revalinatemat Revalina S. Temat
@rezagunawan Reza Gunawan
@riantic Rianti Cartwright
@ringgoagus Ringgo Agus
@rizashahab @Riza Shahab
@PrincessSandraD Sandra Dewi
@saykoji Saykoji
@sarseh Sara Sechan
@sidmohede Sidney Mohede
@sitanursanti Sita Nursanti
@shantythesinger Shanty
@sherinamunaf Sherina Munaf
@sisogi Sogi Indra Dhuaja
@SophiaLatjuba Sophia Latjuba
@St_agustaf Steny Agustaf
@sbachtiar Susan Bachtiar
@TikaPanggabean Tika Panggabean
@tikeprie Tike Priatnakusumah
@titisjuman Titi Sjuman
@t_ORASUDI_ro Tora Sudiro
@ti2dj Titi DJ
@tracytrinita Tracy Trinita
@widimulia Widi Mulia
@vidialdiano Vidi Aldiano
@vincentrompies Vincent Rompies
@ZivannaLetisha Zivanna Letisha




Personal Favorite

@andisboediman Myself of course :)
@adarwis Andrew Darwis
@budip Budi Putra
@DanielTumiwa Daniel Tumiwa
@enda Enda
@mrshananto Ligwina Hananto
@pitra Pitra Satvika
@ReneCC Rene Suhardono
@shintabubu Shinta W. Dhanuwardoyo
@yoris Yoris Sebastian

Saturday, September 05, 2009

Mom Bloggers: A Credible Voice for Consumers

I started to look at this trend on Twitter trending topics #cloroxclassrooms. It was started as a news headline from National Education Association Health Information Network (NEA HIN) and The Clorox Company Offer Free Disinfecting Wipes to Teachers Nationwide. The message was tweeted and gradually transformed and added with #cloroxclassrooms.



The URL directs us to the CloroxClassrom website. It provides information to the teachers:
"With teachers' limited resources and heightened concerns about the H1N1 2009 flu virus this year, it is critical that they have the tools they need to implement simple prevention strategies," said Jerry Newberry, executive director, NEA HIN. "Healthy habits, like hand washing and disinfecting germ hot spots are important steps to help prevent the spread of germs that can cause illnesses, like flu."

The website offers incentives to the teachers to download a free "Clean Up the Classroom" kit, which includes lesson plans, games and other tools to help reduce the spread of germs at school. This information is really relevant to the latest H1N1 threat lately. Once it is believed will be beneficial to all the mothers, then the message get retweeted, again and again.



We can break a viral message into two parts, the message and the viral effect. The message was published by Clorox Company as a press release. It is relevant to mothers that cares about health. Then comes Twitter that becomes the vehicle for the viral effect.

The creation of a #
cloroxclassrooms hashtag certainly make it easy to refer to the topic discussed. A hashtag is similar to other web tags – it helps add tweets to a category. A tag can become a trending topic by creating a convention agreed by influencers–influential tweeters with thousands of followers, to tweet the tag back and forth supported by the followers behind them. A closer look at What the Hashtag shows us that @ConsumerQueen, @MommyBrain and @momspark are the highest influencers that drives the traffic for this topic. In a nutshell, added with an ecosystem of influencers, a tag can leap to become a trending topic.



The credibility of the person behind this influential tweeter is what we called the mom bloggers. They write what they see and believe. Especially in this economy, some mom bloggers write just to get some fun and free stuff. In return, they are putting a lot of time and energy what they think about those products. A lot of moms loved the idea of being sent products to review.

But for some, their goal is to offer support and advice to other moms, build a reputation for themselves as influencers, and to develop a chance to become professional bloggers. The most dedicated, innovative and marketing-savvy mom bloggers then become advisors for corporations, serve as spokespeople and even earn a living from this profession. In recent times, the values of those giveaways has substantially increase to a significant value. They use social media such as blog to share their opinion and Twitter to spread the message.

Here's some notable Mom's blog to explore:
As for the Twitter counterpart, try these: