Saturday, January 14, 2012

Koperasi sebagai Kekuatan Raksasa Distribusi Finansial, Mengapa Tidak?


Demikian luasnya bentangan kawasan Indonesia, yang menimbulkan besarnya tantangan untuk mencapai setiap titik di wilayah Indonesia untuk mendapatkan akses yang sama atas layanan sosial dan finansial. Ambil contoh, TKW Indonesia yang sedang bekerja di luar negeri seringkali mendapatkan kesulitan ketika mereka ingin mengirimkan hasil jerih payah mereka ke kampung halaman.

Di Blitar Jawa Timur, arus pengiriman dolar TKI menjelang lebaran mencapai Rp 20 miliar dan diprediksikan akan menembus angka lebih dari Rp 50 miliar yang berasal dari 2.670 orang TKI yang bekerja di Hongkong, Taiwan, Korea, Malaysia, Brunei Darussalam, Jepang, Singapura, hingga Selandia Baru. Hal serupa terjadi di Kendal Jawa Tengah. Kiriman uang TKI asal Kendal melalui kantor pos selama Ramadan dan lebaran 2011 mencapai Rp 28 miliar.

Untuk memenuhi saluran distribusi pengiriman uang ini dibutuhkan suatu kegiatan usaha yang disebut dengan KUPU (Kegiatan Usaha Pengiriman Uang). Analis Madya Senior Akunting dan Sistem Pembayaran BI Ida Nuryanti mengungkap bahwa pengiriman dana segar dari para TKI dan TKW yang bekerja di luar negeri menggunakan jasa bank untuk mengirim uang, para TKI juga mengirim melalui jasa yang dikelola oleh KUPU, baik berbentuk  badan usaha maupun perorangan. Bank Indonesia mencatat, jumlah pengiriman uang melalui Kegiatan Usaha Pengiriman Uang (KUPU) non bank mencapai Rp5,1 triliun dalam tujuh bulan pertama tahun 2011. Melihat potensi ini, pemain-pemain besar seperti PT Pos, Telkom dan Bank  Perkreditan Rakyat mengambil bagian dari rencana pengembangan titik distribusi ini.

Payment point BPR KS akan menyentuh masyarakat hingga tingkat desa. Pembayaran yang dilayani antara lain listrik, telepon, kartu kredit hingga pembelian pulsa elektronik. Mumlah titik pembayaran BPR KS telah mencapai 9.264 outlet dimana sekitar 5.000 outlet berada tersebar di Jawa Barat. Titik pembayaran BPR KS itu diusahakan oleh masyarakat, biasanya dalam bentuk Koperasi Unit Desa (KUD) atau perorangan berupa usaha kecil (UMKM).

Telkom sebagai pemain besar di bidang telekomunikasi, juga sudah melakukan transisi untuk melebarkannya menjadi TIME (telecommunication, information, media and edutainment). Mereka meluncurkan Delima atau Delivery Money Access. Proses pengiriman dengan Delima dengan cara si pengirim mendatangi Plasa Telkom atau Mitra Cash Point untuk melakukan top up DELIMA e-Money.

Setelah DELIMA e-Money terisi uang yang telah disetorkan, pada saat tersebut proses pengiriman uang dapat dilakukan. Proses pengiriman dapat dilakukan menggunakan SMS Menu atau syntax sms. Setelah sukses, pengirim maupun penerima akan mendapatkan SMS notifikasi proses pengiriman uang. Kemudian penerima dapat mengambil uangnya di Plasa Telkom dan cashpoint berlogo DELIMA.

Jumlah koperasi di Indonesia meningkat 5,31% dibanding tahun lalu. Data Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan sampai Juni 2011 total koperasi di Indonesia mencapai 186.907 unit. Jumlah banyakya titik ini menjadikan koperasi punya kekuatan strategis sebagai titik distribusi untuk layanan finansial. Melalui pengembangan Standard Operating Procedure yang baik dan didukung oleh kelembagaan besar seperti Telkom, PT Pos dan BPR, maka terjadi sinergi dan pemberdayaan lembaga swadaya masyarakat yang hasilnya tentu saja menjadi pengembangan ekonomi yang lebih berkesinambungan.

Tahun lalu Indonesia merayakan sebuah tonggak baru bagi perekonomian. PDB Indonesia mencapai US $ 3.000 per kapita pada tahun 2010, ambang batas yang untuk waktu yang lama telah menjadi sasaran dari pemerintah China. Indonesia akan menjadi raksasa baru ekonomi.

Peran dari titik distribusi memainkan faktor krusial di mana kesempatan ini bisa diraih melalui kolaborasi antara swadaya masyarakat dan pemberdayaan dari lembaga-lembaga yang sudah mapan. Jadi mengapa tidak Koperasi yang memanfaatkan kesempatan ini untuk menjadi kekuatan Raksasa Distribusi.


Penulis: Andi S. Boediman
Artikel ini ditulis untuk mata kuliah Creative Entrepeneur, S2 Creative & Media Enterprise IKJ - IDS.
@andisboediman

Referensi:

Tuesday, January 03, 2012

A Morning with Toni Handoko


While visiting Jogja for a holiday, I got a chance to catchup with Toni Handoko, a good friend that used to lead Digital Studio Workshop in Jogja. His recent hobby turns into business is B/W photography. A fascinating information regarding B/W world, manual lens combined with digital body and a snapshot of me. Another fascinating info is about the T-shirt world, in which he is the designer for many collectors community, including VW, toys and many others. Free T-shirt for me as well. A morning well spent with a good friend!