Thursday, June 04, 2009

Museum Jadi Industri Kreatif


Deputy Director National Heritage Singapore, Cheryl Koh mengatakan itu kepada wartawan disela-sela 'Asean University Student Conference' di Gedung Merdeka, Jl. Asia Afrika, Bandung, Jumat (22/5).

"Museum bukan hanya tempat menyimpan dan mempreservasi artefak, tapi juga tempat untuk menunjukkan kebudayaan lokal sebagai identitas nasional, serta mempresentasikannya dalam suatu alur cerita kohesif yang apresiatif sehingga dapat diminati dan dinikmati berbagai kalangan", kata Cheryl.

Kesadaran dan bekal pengetahuan kebudayaan lokal memegang peranan penting dalam proses pengembangan industri kultural (heritage industry). Meyakinkan setiap lapisan masyarakat bahwa museum dan sejarah adalah bagian dari hidupnya sebagai warga negara.

"Keterlibatan tokoh maupun artis sebagai ambasador dapat menghubungkan masyarakat dengan museum, Singapura sendiri memiliki Mark Lee dan Dimsum Dolles sebagai duta kampanye Explore Singapore", kata Cheryl.

Pendekatan ini diperlukan untuk membangun jaringan konektivitas antara sejarah, generasi tua, apalagi generasi muda. Publikasi pun dapat ditempuh melalui berbagai cara agar masyarakat dalam maupun luar negeri tertarik masuk museum ataupun situs bersejarah lokal.

"Kami memulai dari yesterday.com, yaitu sebuah blog interaktif yang berisi dokumen foto, rekaman video perjalanan sejarah dan budaya, juga forum yang melibatkan dialog antara pembaca, karena bagian terpenting dari internet adalah menciptakan sebuah dialog, bukan hanya komunikasi satu arah," katanya.

Berangkat dari blog, pemerintah Singapura merasa belum cukup melibatkan generasi muda hanya sebatas pembaca. Maka dimunculkan HTV (Heritage TV), dimana mereka terlibat dalam produksi rekaman yang bermuatan budaya lokal.

"Kami juga membuat versi singkatnya mengingat ketertarikan generasi muda pada situs youtube.com, maka kami memanfaatkannya sebagai medium untuk menarik minat generasi muda tersebut," kata Cheryl.

Pemutaran video sejarah dan budaya singkat di HTV youtube ditujukan untuk mendorong masyarakat luas untuk membuat video serupa. Jadi pelestarian budaya ini pada akhirnya tidak hanya dilakukan oleh pihak museum ataupun pemerintah saja, melainkan masyarakat juga menjalankan andilnya.

Selanjutnya, Cheryl menambahkan, jaringan infrastruktur yang kuat dapat dimanfaatkan kemudian untuk industri kreatif berbasis budaya yang lebih luas, misalnya pengembangan pada industri pariwisata melalui produk jasa turis dan travel, juga industri ekonomi dengan penjualan produk merchandise inovatif, maupun buku-buku cerita anak.

Cheryl yang sempat berkunjung ke museum Bhineka Art di Bali pun mengakui keberagaman budaya yang dimiliki Indonesia.

Menurutnya, pelestarian budaya Indonesia dapat dilakukan tidak hanya sebatas pajangan museum saja, tapi dapat dikembangkan menjadi museum hidup (living museum), seperti pagelaran seni tari, juga pelatihan pada sanggar seni tradisional yang dapat mengajarkan anak-anak kebudayaannya. (Ant/OL-03)

1 comment:

  1. Singapura pandai mengemas yang "sedikit" menjadi "banyak"...
    Science Center di Singapura sudah lebih dahulu berkibar sebagai salah satu bentuk museum modern yang interaktif. Sementara itu museum-museum lain juga terpelihara dan dikembangkan dengan baik. Yang penting bukan hanya membangunnya, tapi memelihara dan mengembangkannya...

    ReplyDelete