Indonesia Internet industry is hot!
Indonesia sedang marak dengan gegap gempita industri Internet, mulai dari Sparx Up hingga kedatangan perusahaan-perusahaan private equity. Perusahaan private equity ini saat ini sedang mencari kesempatan di emerging market setelah mereka sukses di China, Rusia dan Brasil. Indonesia punya potensi sebagai pasar Internet, mobile dan game terbesar ke-4 dunia. Tiger Global dan IDG ventures yang berpusat di New York serta Naspers dari Afrika Selatan. Mereka memiliki dana untuk private equity investment dan dana untuk transaksi perusahaan publik.
Mereka ini sangat tertarik dengan market size industri Internet, mobile dan game di Indonesia dan siapa pelaku2 terbesarnya. Bagi perusahaan, berapa market share dari total market menjadi sangat penting. Misalnya total industri advertising iklan 20 T, berapa persen online mendapatkan persentasenya dan berapa persen perusahaan mendapatkan kue ini. Mereka mungkin juga akan bertanya siapa kompetitor dan berapa persen kekuatan perusahaan terhadap kompetitor. Dominasi atas pasar adalah hal yang mereka inginkan di kategori industri yang bersangkutan.
Hal utama yang mereka cari adalah: first mover advantage, terbukti di beberapa emerging market, meskipun pasar belum siap, mereka yang bermain duluan dan mampu bertahan akhirnya menjadi pemain pasar yang dominan. Kemudian mereka tertarik dengan year on year growth, seberapa kemampuan perusahaan untuk tumbuh, ini seharusnya seiring atau lebih dari pertumbuhan pasar. Berikutnya, mereka juga tertarik dengan kemampuan skalabilitas perusahaan.
Model bisnis apa yang akan memberikan short term, medium dan long term growth. Menargetkan kepada pasar retail biasanya akan bagus di dalam membangun brand, tetapi nilai market risknya besar sehingga sulit mengontrol pertumbuhan. Contoh short term growth bisa didrive dari kerja sama B to B seperti memiliki akes ke corporate market (contohnya adalah ecommerce yang mengandalkan kekuatan barang) atau melalui corporate besar ke consumer (contohnya mobile content provider) akan memberikan kemampuan skalabilitas yang lebih cepat meskipun margin jauh lebih kecil ataupun direct cost menjadi besar.
Medium term bisa dengan membangun retail market di mana profitabilitas lumayan bagus tetapi mahal dari sisi branding dan marketing. Salah satu cara yang efektif adalah dengan menguasai sumber product/content/service secara eksklusif. Akuisisi lisensi atas brand international atau partnership tujuannya adalah terjadi attraction factor dan transfer brand equity dari brand tersebut ke brand kita sendiri
Jadi setelah mampu membangun sustainability dari akses ke pasar di short dan medium term, bagaimana kita membangun long term business model yang scalable. Di sini posisi perusahaan harus mampu menjadi platform dan infrastruktur agar perusahaan lain bisa memanfaatkannya sebagai pertemuan antara pembeli dan penjual. Amazon melakukannya dengan membuat Zshop, dari retail menjadi marketplace. Prinsipnya, long term adalah bagaimana perusahaan akan menaikkan value sehingga mampu melakukan dominasi atas pasar.
Dari sisi funding, private equity mencari investasi minimum dengan range USD 1 - 5 juta. Pertanyaan bagi perusahaan adalah jika diberikan dana sekian, berapa akan tumbuh terhadap pasar dan jika diberikan lebih lagi, seberapa besar lagi akan tumbuh juga. Perlu diatur strategi berapa alokasi dana yang digunakan untuk pengembangan short term, medium term dan long term. Ada keuntungan yang ditawarkan oleh private equity di mana dana tersebut kadang2 kita bisa lari dari kenyataan short/medium dan hanya bertaruh pada long term. Pada beberapa kasus ini berhasil, tetapi pada banyak kasus ini membahayakan karena hanya konsentrasi pada pertumbuhan tanpa mampu melakukan monetizing.
Kesalahan besar dilakukan oleh perusahaan yang hanya berusaha menghabiskan investasi hanya untuk marketing yang ditargetkan ke pasar retail karena market risknya besar. Meskipun marketing ke market retail tetap perlu, perlu dirancang strategi akses ke market yang lebih fokus sebagai strategi short term. Kesalahan berikutnya adalah membangun operational expense yang juga terlalu besar dengan merekrut orang sebanyak-banyaknya. Kesalahan terakhir adalah dana ini digunakan untuk capital expenditure membangun platform yang terlalu besar di awal. Strategi platform adalah jangka panjang yang return di awal masih belum jelas
Investasi menjadi berharga ketika digunakan untuk membangun value seperti product, access to market, media dan attraction factor. Jadi sebagai founder dan eksekutif perusahaan, think like an investor! So, is your company ready to receive USD 5 million? It's your call my friends!
Thanks for this post pak! Saya selalu ingin tahu bagaimana cara investor berpikir :)
ReplyDelete